Sekolah

Perbedaan Jumlah ATP yang Dihasilkan pada Respirasi Aerob dan Respirasi Anaerob Dapat Terjadi Karena

×

Perbedaan Jumlah ATP yang Dihasilkan pada Respirasi Aerob dan Respirasi Anaerob Dapat Terjadi Karena

Sebarkan artikel ini

Selular respirasi adalah proses penting di mana seluruh organisme hidup menghasilkan energi untuk menjalankan fungsi-fungsi vital mereka. Respirasi dapat dibagi menjadi dua jenis utama: respirasi aerob dan respirasi anaerob, tergantung pada apakah atau tidak oksigen terlibat. Perbedaan utama antara keduanya adalah jumlah adenosine triphosphate (ATP) yang mereka hasilkan, molekul energi selular utama semua organisme.

Respirasi Aerob

Dalam respirasi aerob, oksigen digunakan untuk menguraikan molekul glukosa untuk menghasilkan ATP, karbon dioksida, dan air. Proses ini melibatkan tiga tahapan utama: glikolisis, siklus asam sitrat (juga dikenal sebagai siklus Krebs), dan fosforilasi oksidatif.

Dari satu molekul glukosa, respirasi aerob pada umumnya menghasilkan sekitar 34-36 molekul ATP. Meskipun ini bukan proses yang paling efisien dalam mata uang energi molekuler, ini jauh lebih efisien daripada respirasi anaerob dalam hal ini.

Respirasi Anaerob

Respirasi anaerob, juga dikenal sebagai fermentasi, adalah proses yang menghasilkan ATP tanpa penggunaan oksigen. Proses ini melibatkan pembagian molekul gula menjadi ATP dan produk sampingan seperti asam laktat atau alkohol etil.

Berbeda dengan respirasi aerob, fermentasi hanya melalui satu tahap: glikolisis. Oleh karena itu, jumlah ATP yang dihasilkan jauh lebih sedikit. Dari satu molekul gula, respirasi anaerob pada umumnya hanya menghasilkan 2 molekul ATP.

Kenapa Sel Menghasilkan Lebih Sedikit ATP dalam Respirasi Anaerob?

Respirasi anaerob menghasilkan lebih sedikit ATP daripada respirasi aerob karena perbedaan dalam proses metabolisme mereka. Dalam respirasi aerob, oksigen digunakan sebagai agen penerima elektron akhir dalam rantai transpor elektron, memungkinkan untuk degradasi penuh glukosa dan oleh karena itu, penghasilan maksimum ATP.

Sebaliknya, dalam respirasi anaerob, tidak ada oksigen yang bertindak sebagai penerima elektron akhir. Ini mengakibatkan proses yang kurang efisien karena glukosa tidak sepenuhnya terurai, dan dengan demikian, lebih sedikit ATP yang diproduksi.

Dengan kata lain, respirasi aerob dapat menghasilkan lebih banyak ATP daripada respirasi anaerob karena ia dapat ‘mengekstrak’ lebih banyak energi dari setiap molekul glukosa berkat kehadiran oksigen.

Untuk memahaminya dengan lebih baik, pikirkan hal ini seolah-olah Anda sedang membakar kayu. Bakar kayu dengan oksigen (seperti dalam respirasi aerob) akan membakar kayunya secara penuh dan menghasilkan lebih banyak energi dibandingkan dengan membiarkan kayu membusuk tanpa oksigen (seperti dalam respirasi anaerob). Oksigen memungkinkan proses pembakaran atau metabolisme tersebut menjadi lebih lengkap dan efisien.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *