Budaya

Perhitungan Amal Baik dan Perbuatan Jahat Disebut Juga

×

Perhitungan Amal Baik dan Perbuatan Jahat Disebut Juga

Sebarkan artikel ini

Seiring berjalannya waktu, makin banyak manusia yang mempertanyakan keadilan dan kesetaraan di dunia ini. Dalam mengejar kebahagiaan dan menjauhkan diri dari penderitaan, manusia melakukan berbagai tindakan baik dan buruk. Dengan kata lain, mereka melakukan apa yang disebut agama dengan “amal”. Dalam konteks ini, “amal” merujuk pada segala jenis perbuatan positif dan negatif yang dilakukan oleh manusia, yang memiliki konsekuensi baik di dunia ini atau di akhirat. Subjek ini, atau dengan kata lain, perhitungan amal baik dan perbuatan jahat, disebut juga “Karma” dalam beberapa agama seperti Hindu, Buddha, Jain dan Sikh dan “hisab” dalam agama Islam.

Pengantar Karma

Dalam agama Hindu dan Buddha, perhitungan amal baik dan perbuatan jahat disebut Karma. Konsep ini merujuk pada hukum penyebab dan akibat moral dimana setiap tindakan moral (baik atau buruk) yang dilakukan seseorang akan mempengaruhi masa depannya. Karma ini tidak hanya berlaku pada kehidupan saat ini, tetapi juga kehidupan masa depan dalam konsep reinkarnasi.

Secara sederhana, jika seseorang melakukan amal baik, maka mereka akan mendapatkan hasil yang baik pula, dan sebaliknya, jika melakukan perbuatan jahat, maka mereka akan mendapatkan hasil yang buruk. Walaupun demikian, Karma bukanlah suatu sistem hukuman tetapi lebih kepada sistem konsekuensi natural atas tindakan moral yang telah dilakukan.

Hisab dalam Islam

Konsep Karma serupa namun tidak sama dengan konsep ‘Hisab’ dalam Islam. Hisab adalah proses penghitungan atau pembalasan atas setiap amal perbuatan manusia, baik atau buruk, yang dilakukan di hari kiamat. Konsep ini berdasarkan keyakinan bahwa setiap manusia mempunyai catatan amal perbuatan baik dan buruknya sendiri dan akan menerima balasannya pada hari kiamat.

Berbeda dengan Karma, Hisab tidak menentukan jalannya kehidupan seseorang di dunia. Tidak ada konsep reinkarnasi dalam Islam dan balasan amal baik atau buruk tidak selalu langsung terlihat di dunia ini, tetapi akan dipertanggungjawabkan pada hari kiamat.

Selain itu, dalam Islam ada konsep “Taubat” dimana seseorang bisa menghapus catatan amal buruknya dengan cara melakukan taubat dan bertobat. Namun, hal ini tidak menghapus konsekuensi dunia atas perbuatan buruk yang telah dilakukan.

Kesimpulan

Jadi, perhitungan amal baik dan perbuatan jahat, disebut juga Karma dalam beberapa agama dan Hisab dalam Islam. Pada dasarnya, kedua konsep ini hanyalah sistem moral yang bertujuan menjelaskan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Baik Karma maupun Hisab, kedua-duanya membawa pesan moral yang sama yaitu setiap tindakan baik atau buruk pasti akan mendapatkan balasannya, entah di dunia ini ataupun di akhirat.

Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah, setiap individu bertanggung jawab atas perbuatan baik dan buruk mereka sendiri. Sementara keadilan mungkin tampak terdistorsi di dunia ini, konsep Karma dan Hisab menunjukkan bahwa tidak ada satu perbuatan pun yang terlewatkan dari perhitungan ini. Dengan demikian, setiap individu dihimbau untuk selalu berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *