Sebelum peristiwa hijrah, Nabi Muhammad SAW telah mengadakan dua perjanjian penting dengan orang-orang Madinah. Perjanjian tersebut dikenal sebagai ‘Perjanjian Aqabah Pertama’ dan ‘Perjanjian Aqabah Kedua’. Kedua perjanjian ini sangat penting dalam mengatur langkah pemindahan umat Islam dari Mekkah ke Madinah dan juga dalam mengatur kerjasama antara umat Islam dan masyarakat Madinah.
Perjanjian Aqabah Pertama
Perjanjian Aqabah Pertama berlangsung pada tahun ke-12 kenabian. Dalam perjanjian ini, enam orang dari Madinah yang hadir pada haji musim panas memeluk Islam setelah mendengar dakwah dari Nabi Muhammad SAW. Setelah memeluk Islam, mereka menerima mandat dari Nabi Muhammad SAW untuk melanjutkan misi penyampaian Islam di Madinah.
Perjanjian Aqabah Kedua
Perjanjian Aqabah Kedua berlangsung setahun setelah Perjanjian Aqabah Pertama, tepatnya pada musim haji tahun ke-13 kenabian. Dalam perjanjian ini, 73 laki-laki dan 2 perempuan dari Madinah mengikrarkan kesetiaan mereka kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam perjanjian ini, mereka berbangga untuk melindungi Nabi Muhammad SAW seakan-akan melindungi keluarga sendiri.
Dalam pertemuan ini, mereka berjanji untuk menerima Islam sebagai agama mereka, untuk melindungi Nabi dan umat Muslim sebagaimana mereka melindungi diri dan keluarga mereka sendiri, dan untuk memandang hukum dan keputusan Nabi sebagai final. Mereka juga berjanji untuk membantu Nabi dan umat Muslim jika mereka memutuskan untuk pindah ke Madinah.
Perjanjian Aqabah Kedua ini menjadi pondasi dalam pembentukan negara Madinah dan merupakan langkah awal dalam pembentukan komunitas Muslim pertama yang berdaulat. Ini juga menjadi landasan penting bagi hijrah Nabi Muhammad SAW dan kaum Muslimin dari Mekkah ke Madinah.