Dalam observasi astronomi maupun melalui fakta yang diajarkan di sekolah, kita mengetahui bahwa hanya satu sisi Bulan yang pernah terlihat dari Bumi. Permukaan bulan tersebut selalu tampak sama dan secara konstan menghadap Bumi, sebuah fenomena yang telah lama menjadi rasa ingin tahu dan pertanyaan bagi manusia. Penyebab dari hal ini adalah fenomena yang disebut sebagai rotasi sinkronis atau ikatan pasang surut.
Fenomena Rotasi Sinkronis
Rotasi sinkronis adalah fenomena di mana masa rotasi suatu objek langit sama dengan masa revolusinya. Dalam hal ini, Bulan menghabiskan jumlah waktu yang sama untuk menyelesaikan satu rotasi pada sumbunya (yaitu berputar pada dirinya sendiri) sebagaimana yang dihabiskannya untuk menyelesaikan satu revolusi mengelilingi Bumi. Dengan kata lain, masa untuk satu rotasi Bulan sama dengan masa orbit Bulan.
Ikatan Pasang Surut
Ikatan pasang surut adalah fenomena fisik yang terjadi ketika suatu objek langit dipengaruhi oleh gaya tarik gravitasi yang sangat kuat dari objek langit lainnya. Dalam hal ini, gravitasi Bumi memberikan efek “tarik” kuat pada Bulan, sehingga terus menarik “wajah” Bulan untuk menghadap Bumi. Seiring waktu yang berjuta-juta tahun, gravitasi Bumi secara perlahan telah membuat Bulan untuk bergerak sinkron dengan Bumi.
Bumi tidak hanya memberikan efek pada Bulan, tapi Bulan juga memberikan pengaruh balik pada Bumi dalam bentuk pasang surut. Gaya tarik gravitasi dari Bulan mempengaruhi Bumi dengan cara yang serupa, meski dalam skala yang lebih kecil, yang akhirnya mempengaruhi permukaan laut mengalami pasang surut.
Pada akhirnya, permukaan bulan yang selalu sama menghadap Bumi adalah hasil dari interaksi gravitasi yang dalam antara kedua objek tersebut dan rotasi sinkronis yang timbul dari interaksi tersebut. Kita bisa berlindung dari pengetahuan ini dengan menghargai bahwa keajaiban astronomi yang luar biasa ini adalah hasil dari hukum fisika yang mengatur alam semesta kita.