Pemahaman tentang genetika dan pengetahuan tentang pewarisan sifat merupakan bagian penting dari biologi. Dalam soal yang ditanyakan mengenai hasil persilangan dua individu dengan sifat intermediet bisa dikaitkan dengan konsep Dominansi Inkomplet atau Semi-Dominant. Pada kasus ini, kita akan melihat fenomena ini melalui persilangan dua individu dengan karakteristik warna yang bersifat intermediet antara merah dan putih.
Konsep Dominansi Inkomplet
Dominansi inkomplet atau semi-dominant adalah kondisi di mana kedua alel pada suatu lokus memiliki efek yang sama terhadap fenotip dan hasilnya adalah gabungan dari kedua karakter induk. Dalam hal ini, ketika individu heterozigot muncul sebagai perpaduan atau pencampuran antara dua sifat homozygot, kita dapat mengatakan dominansi tidak lengkap telah terjadi.
Peran Dominansi Inkomplet dalam Persilangan Warna
Misalkan kita memiliki dua individu, satu dengan warna merah dan satu lagi dengan warna putih. Jika karakter warna ini menunjukkan dominansi inkomplet, maka ketika kita melakukan persilangan antara kedua individu tersebut, hasilnya akan berupa individu dengan karakteristik warna yang merupakan gabungan dari kedua warna tersebut.
Hasil Persilangan dalam Generasi F2
Apabila individu F1 (pink) yang merupakan hasil dari persilangan P1 (merah dan putih) dikawinkan silang maka akan menghasilkan keturunan generasi F2. Proporsi hasil persilangan generasi F2 dalam kasus ini akan berupa 1:2:1, yang berarti 1/4 warna merah (homozigot merah), 1/2 pink (heterozigot), dan 1/4 putih (homozigot putih).
Pada akhirnya, dengan konsep dominansi inkomplet, kita mengerti bahwa persilangan dua individu yang bersifat intermediet antara warna merah dan putih akan menghasilkan F2 dengan warna yang variatif, yaitu merah, pink, dan putih. Itulah kecantikan dari genetika – variasi dan keanekaragaman adalah aturan permainan.