Perusahaan merupakan organisasi yang dilahirkan oleh hukum dengan tujuan khusus, salah satunya adalah menciptakan keuntungan. Namun, dalam kenyataannya, perusahaan bukan hanya soal keuntungan semata. Ia merupakan entitas hukum yang beroperasi secara independen, memiliki hak dan kewajiban, serta bertanggung jawab atas tindakannya.
Sebuah perusahaan dikatakan menghasilkan keuntungan apabila pendapatan yang diperoleh lebih besar dari total biaya yang dikeluarkan. Keuntungan ini selanjutnya dapat digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui investasi, pengembangan produk baru, ekspansi, maupun pembagian dividen kepada pemegang saham. Keuntungan juga menjadi indikator kesehatan keuangan perusahaan dan daya tarik bagi investor.
Namun, perusahaan bukan sekadar mesin uang, melainkan juga sebuah entitas hukum terpisah. Dalam hukum perusahaan, telah dinyatakan bahwa perusahaan adalah badan hukum yang memiliki hak dan kewajiban sendiri dan beroperasi secara independen dari pemiliknya. Hal ini berarti, dalam aspek hukum, perusahaan dianggap sebagai individu, sehingga dapat menuntut dan dituntut, memiliki aset dan kewajiban, serta dapat melakukan perjanjian.
Perusahaan beroperasi sebagai entitas hukum terpisah juga memberikan perlindungan kepada pemilik dan pemegang saham. Mereka tidak akan secara langsung bertanggung jawab terhadap kewajiban perusahaan jika perusahaan mengalami kebangkrutan.
Untuk menjaga tanggung jawab sosialnya, perusahaan juga harus mematuhi berbagai regulasi yang ada, seperti peraturan lingkungan, regulasi tenaga kerja, dan standar keamanan produk.
Dalam konteks ini, dapat dipahami bahwa tujuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan tidak berarti melupakan tanggung jawab hukum dan etika. Keduanya harus bisa berjalan seimbang untuk mencapai keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.
