Platypus (Ornithorhynchus anatinus) adalah salah satu hewan mamalia misterius yang dikenal oleh manusia. Berasal dari benua Australia, hewan ini memiliki beberapa keunikan yang memisahkannya dari banyak spesies lainnya. Salah satu fitur mencolok dan menarik dari platypus adalah paruhnya. Tapi apa yang membuat paruh platypus sangat menarik? Jawabannya terletak pada jumlah dan fungsionalitas cogannya yang disebut Elektroreseptor.
Elektroreseptor adalah struktur yang digunakan oleh beberapa hewan untuk mendeteksi listrik di lingkungan sekitarnya. Dalam platypus, memiliki sekitar 40.000 elektroreseptor tersebar di seluruh permukaannya. Dalam bentuk dan fungsi, elektroreseptor dalam platypus seperti pengecap listrik yang sangat peka. Elektroreseptor ini terletak di dalam selubung yang menampung sel-sel khusus yang merespons perubahan dalam medan listrik.
Struktur ini ditemukan terutama di sepanjang bagian bawah paruh mereka. Saat meluncur dalam air, platypus menggigit-gigitkan moncongnya dan mengenali perubahan tegangan listrik di sekitar mereka, memungkinkan mereka untuk mendeteksi gerakan dan lokasi mangsa mereka bahkan dalam air gelap atau keruh.
Menariknya, platypus bukan satu-satunya hewan yang memiliki ini. Beberapa spesies ikan laut seperti hiu dan hiu martil juga dikenal memiliki elektroreseptor. Namun, dalam dunia mamalia, platypus adalah contoh langka dan menarik.
Jadi, Jawabannya Apa?
Paruh platypus berisi sekitar 40.000 elektroreseptor. Struktur ini, yang sebanding dengan pengecap listrik, memungkinkan platypus untuk mendeteksi perubahan dalam medan listrik, yang membantu mereka dalam mencari makan. Ini adalah fitur yang sangat unik di dunia mamalia, dan membantu menjadikan platypus satu dari spesies yang paling menakjubkan dan unik di dunia.