Pohon mangga, jambu, dan rambutan adalah jenis spesies tanaman yang sangat populer dan banyak ditemukan di wilayah tropis. Bagian yang paling unik dan penting pada tumbuhan ini adalah bunganya. Bunga pada tanaman ini adalah bunga lengkap, memiliki benang sari dan putik dalam satu bunga. Benang sari adalah organ jantan pada bunga yang memproduksi dan mengandung serbuk sari, sedangkan putik adalah organ betina yang menerima serbuk sari dalam proses penyerbukan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang penyerbukan yang paling mungkin terjadi pada tanaman ini.
Penyerbukan Pada Tanaman dengan Benang Sari dan Putik dalam Satu Bunga
Tanaman dengan benang sari dan putik dalam satu bunga dikenal juga sebagai tanaman berbunga sempurna atau hermafrodit. Tanaman ini memiliki potensi untuk penyerbukan sendiri (autogami) atau penyerbukan silang (alogami). Namun, penyerbukan yang paling mungkin terjadi adalah penyerbukan silang.
Penyerbukan Silang
Penyerbukan silang atau alogami adalah proses di mana serbuk sari dari benang sari suatu bunga dipindahkan ke putik dari bunga lain yang biasanya terletak di tanaman yang sama atau tanaman yang berbeda. Mengingat mayoritas tanaman tropis seperti mangga, jambu, dan rambutan memiliki banyak bunga dalam satu pohon, penyerbukan silang menjadi mekanisme yang paling mungkin terjadi.
Tumbuhan ini mampu menarik berbagai hewan penyerbuk seperti lebah, kupu-kupu, ngengat, dan bahkan angin. Dalam banyak kasus, penyerbukan silang dijamin oleh berbagai mekanisme alam yang mencegah penyerbukan sendiri. Alat-alat seperti petal yang berlipat, penutup stigma, dan waktu pematangan organ seksual yang berbeda bertujuan untuk memastikan penyerbukan silang dan menghasilkan keragaman genetik.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tanaman seperti mangga, jambu, dan rambutan yang memiliki benang sari dan putik dalam satu bunga paling mungkin mengalami penyerbukan silang. Meskipun potensi penyerbukan sendiri ada, namun berbagai mekanisme alam mencegah hal ini untuk terjadi dan memastikan penyerbukan silang untuk menjaga keragaman genetik. Meski begitu, penyerbukan ini tetap bergantung pada banyak faktor seperti keberadaan penyerbuk dan kondisi lingkungan.
