Diskusi

Pola Permukiman Masyarakat Desa yang Bersifat Mengelompok, Dapat Kita Jumpai di Daerah Mana?

×

Pola Permukiman Masyarakat Desa yang Bersifat Mengelompok, Dapat Kita Jumpai di Daerah Mana?

Sebarkan artikel ini

Pola permukiman masyarakat desa yang bersifat mengelompok biasanya dapat dilihat di berbagai daerah di Indonesia. Pola permukiman ini diubah sejalan dengan kondisi geografis, iklim, dan ketersediaan sumber daya alam. Di Indonesia, kita dapat menemukan berbagai macam pola permukiman ini, terutama di daerah-daerah yang memiliki karakteristik geografis dan iklim yang beragam.

Pola Permukiman di Daerah Pegunungan

Di daerah pegunungan, pola permukiman masyarakat desa yang bersifat mengelompok seringkali terbentuk sepanjang lereng gunung. Contohnya dapat dilihat di daerah Wonosobo, Magelang dan Boyolali di Jawa Tengah. Ini berhubungan dengan kondisi topografi yang tidak memungkinkan untuk membuat penyebaran permukiman yang luas. Keuntungan dari pola permukiman ini adalah mereka dapat memanfaatkan air dari aliran sungai yang datang dari atas gunung untuk irigasi sawah dan ladang.

Pola Permukiman di Daerah Pesisir

Daerah pesisir juga seringkali memiliki pola permukiman yang mengelompok. Contohnya, kita bisa melihat pola permukiman ini di daerah-daerah seperti Aceh, Bali, dan Lombok. Masyarakat desa biasanya membangun rumah-rumah mereka dalam kelompok di sepanjang pantai untuk memudahkan aktivitas penangkapan ikan dan perdagangan.

Pola Permukiman di Daerah Dataran Rendah

Pada daerah dataran rendah seperti Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, pola permukiman yang mengelompok dapat ditemukan di sekitar lahan pertanian dan sungai. Masyarakat desa di sini umumnya bercocok tanam padi dan tanaman lainnya, jadi permukiman mereka dibangun di dekat lahan pertanian.

Dalam di setiap pola permukiman, faktor lingkungan, sosial dan ekonomi mempengaruhi cara masyarakat membuat permukiman mereka. Bagaimanapun, pola permukiman masyarakat desa yang bersifat mengelompok adalah salah satu cara yang paling efisien bagi mereka untuk bertahan dan berkembang di lingkungan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *