Portugis dikenal sebagai bangsa Eropa pertama yang mencapai dan menjajah wilayah Nusantara pada abad ke-16. Dari Maluku hingga Aceh, Portugal menjadikan Nusantara sebagai pangkalan penting dalam perdagangan rempah-rempah.
Meski Portugis berhasil memperoleh keuntungan melalui perdagangan, mereka berhadapan dengan berbagai bentuk penentangan dan perlawanan dari rakyat Nusantara. Berbagai faktor utama mendorong terjadinya perlawanan rakyat Nusantara terhadap penjajahan Portugis.
1. Eksploitasi Ekonomi
Portugis melaksanakan eksploitasi ekonomi secara massif di Nusantara, khususnya dalam perdagangan rempah-rempah. Mereka menetapkan monopoli perdagangan rempah dan menetapkan harga yang sangat tinggi, yang sangat merugikan bagi pedagang lokal dan menyebabkan kemiskinan dan kelaparan.
2. Kekerasan dan Penindasan
Portugis sering menggunakan kekerasan dan tindakan represif untuk mempertahankan kekuasaannya. Hal ini mencakup penindasan fisik, ekonomi, dan psikologis terhadap rakyat, yang mengakibatkan rasa kemarahan dan keinginan untuk melawan.
3. Pemaksaan Agama
Portugis juga dikenal karena ikut menebar agama Kristen di wilayah jajahannya. Beberapa masyarakat Nusantara merasa ditekan dan dipaksa untuk menerima agama baru ini, yang bertentangan dengan keyakinan dan tradisi yang sudah ada.
4. Nasionalisme
Penjajahan Portugis juga memicu semangat nasionalisme di kalangan rakyat Nusantara. Mereka mulai melihat dirinya sebagai satu entitas yang memiliki kepentingan bersama untuk melawan penjajah.
Pada akhirnya, kombinasi dari faktor-faktor ini memicu gelombang perlawanan rakyat Indonesia terhadap bangsa Portugis. Walaupun perlawanan ini tidak selalu berhasil dalam mengusir Portugis, namun semangat mereka bertahan dan menjadi pelajaran penting dalam sejarah perjuangan Indonesia melawan kolonialisme.