Sejarah kerajaan di Nusantara mengungkap berbagai cara dan strategi yang digunakan oleh para pemimpin saat itu dalam menjalankan pemerintahan mereka, serta menjalin hubungan dengan pihak lain, baik lokal maupun dengan pihak asing. Salah satu kerajaan yang memiliki cerita menarik adalah Kerajaan Banten. Ada satu figur raja Banten, yang dalam menjalankan kepemimpinannya, memilih berpolitik dengan cara bersekutu pada pihak Belanda. Raja tersebut adalah Sultan Ageng Tirtayasa.
Profil dan Latar Belakang Sultan Ageng Tirtayasa
Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abdul Fadlilah Khan, adalah raja Banten dalam periode 1651-1682. Selain dikenal sebagai pemimpin yang bijaksana, Sultan Ageng Tirtayasa juga dikenang sebagai seseorang yang memiliki semangat kemerdekaan yang kuat. Ia memimpin Kerajaan Banten dengan cara yang berbeda dibandingkan raja-raja sebelumnya.
Jalinan Aliansi dengan Belanda
Dalam diplomasi politiknya, dia memilih bersekutu dengan pihak Belanda. Namun, persekutuan ini memiliki tujuan yang jelas dan strategis. Sultan Ageng Tirtayasa berusaha menggunakan hubungan ini untuk mengurangi pengaruh kolonial Belanda di wilayah Nusantara lainnya dan sebagai kontra atas kehadiran Inggris yang mulai menunjukkan ekspansi power di Nusantara.
Sultan Ageng Tirtayasa dilaporkan menggunakan persekutuan ini sebagai upaya untuk menjaga dan memperkuat kedudukan Kerajaan Banten, dengan harapan agar Belanda dapat mempromosikan Banten sebagai pusat perdagangan internasional yang bebas dari pengaruh Inggris.
Namun, hal ini tidak berarti ia tunduk pada dominasi Belanda. Dalam konteks lain, Sultan Ageng Tirtayasa selalu berusaha menentang dan melawan Belanda khususnya dalam hal ekspansi kolonial mereka. Aliansi politik ini diakhiri dengan Perang Banten (1676-1679) di mana konflik antara Sultan Ageng Tirtayasa dan VOC mencapai titik puncak.
Jadi, jawabannya apa? Raja Banten yang memilih berpolitik dengan cara bersekutu pada pihak Belanda adalah Sultan Ageng Tirtayasa. Meskipun memilih untuk bersekutu dengan Belanda, tindakan ini dilakukan dengan tujuan yang jelas dan strategis, serta tidak mengurangi semangat kemerdekaan dan perlawanan raja Banten ini terhadap kolonialisme.