Ada dua jenis rumah yang sangat kontras tetapi menarik untuk diteliti: rumah penduduk Eskimo di Alaska dan rumah penduduk Asmat di Papua. Bentuk, material, dan metode konstruksi rumah ini berbeda-beda sesuai dengan iklim dan lingkungan di mana mereka dibangun, mencerminkan konsep geografi tentang bagaimana iklim dan lingkungan fisik mempengaruhi kehidupan manusia.
Rumah Penduduk Eskimo di Alaska
Rumah penduduk Eskimo di Alaska, biasa dikenal sebagai Igloo, dibangun dari balok-balok es. Penggunaan material ini adalah penyesuaian yang luar biasa terhadap kondisi lingkungan yang sangat dingin dan berpotensi merusak. Material ini mudah didapat dan dapat dibentuk sesuai kebutuhan. Balok es memiliki insulasi termal yang baik, menjaga suhu di dalam igloo tetap hangat meski suhu luar sangat dingin. Selain itu, es juga memungkinkan sedikit cahaya masuk, menerangi ruang di dalam igloo meski dalam kondisi malam yang sangat gelap.
Rumah Penduduk Asmat di Papua
Sebaliknya, di daerah tropis lembab Papua, penduduk Asmat membangun rumah mereka dari atap rumbia. Atap rumbia memiliki banyak kelebihan yang sesuai dengan lingkungan tersebut. Hal ini membantu menjaga rumah tetap sejuk di bawah panasnya matahari tropis dan tahan terhadap hujan lebat. Material atap rumbia juga mudah didapatkan di daerah tersebut. Rumah-rumah ini biasanya dibangun di atas air atau tanah basah sebagai perlindungan terhadap hama dan banjir.
Konsep Geografi
Konsep geografi yang paling terkait dengan fenomena bentuk rumah ini adalah adaptasi manusia terhadap lingkungan mereka. Rumah adalah tempat perlindungan dan tempat tinggal, dan bentuk dan bahan yang digunakan dalam konstruksi rumah seringkali mencerminkan perlunya beradaptasi dengan lingkungan fisik sekitar. Ini adalah bukti nyata bagaimana iklim dan lingkungan fisik mempengaruhi cara hidup manusia, termasuk dalam hal pemilihan bahan dan metode dalam pembangunan rumah mereka. Selain itu, ini juga mencerminkan bagaimana manusia memanfaatkan sumber daya yang tersedia di sekitar mereka.
Jadi, jawabannya apa? Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya beradaptasi dengan lingkungan sekitar dalam hal membangun tempat tinggal. Tidak ada balok es untuk membangun igloo di Papua, dan tidak ada rumbia untuk membangun rumah di Alaska. Oleh karena itu, penduduk asli dari kedua wilayah ini telah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan mereka untuk menciptakan rumah yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.