Saat membaca puisi atau prosa, seringkali kita menemukan ungkapan atau gaya bahasa yang digunakan oleh penulis untuk membangun makna dan suasana dalam tulisan. Gaya bahasa tersebut disebut sebagai majas. Dalam puisi yang diberikan, kita bisa menemukan beberapa majas yang terkandung di dalamnya.
1. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda mati atau konsep abstrak dengan sifat, perasaan, dan aksi yang menyerupai manusia. Dalam puisi tersebut, terdapat beberapa contoh personifikasi, seperti “dedaunan mulai memanggil mu” dan “awan pun akan menangis”. Dedaun dan awan diberikan sifat manusia yang mampu “memanggil” dan “menangis”.
2. Hiperbola
Hiperbola merupakan majas yang menggunakan kata-kata yang berlebihan atau melebih-lebihkan untuk menekankan sebuah perasaan atau situasi. Contohnya adalah pada kalimat “alam yang tak akan bosan menyapamu”. Kata “tak akan bosan” menekankan betapa besarnya pengaruh seseorang terhadap alam sehingga alam tidak akan pernah merasa bosan untuk menyapa.
3. Metafora
Metafora adalah majas yang menggunakan perbandingan antara dua benda yang berbeda, bukan secara harfiah, tetapi melalui ungkapan penggantian atau pemindahan makna. Contoh dalam puisi ini adalah “tersenyum manis kala menjadi alam”. Ungkapan “tersenyum manis” digunakan untuk menggambarkan perasaan bahagia dan kedamaian saat bersentuhan dengan alam.
Dari berbagai majas yang telah dijelaskan, kita bisa menyimpulkan bahwa puisi ini menggunakan majas personifikasi, hiperbola, dan metafora untuk membangun suasana dan menggambarkan betapa nikmatnya bersentuhan dengan alam. Dengan memahami majas yang terkandung dalam puisi ini, kita menjadi lebih menghargai keindahan dan kekuatan alam sekaligus menikmati kekayaan bahasa yang digunakan oleh penulis.