Budaya

Saat Mengajukan Pertanyaan Selama Proses Coaching, Sebaiknya Kita

×

Saat Mengajukan Pertanyaan Selama Proses Coaching, Sebaiknya Kita

Sebarkan artikel ini

Coaching merupakan suatu proses yang dilakukan untuk membantu seseorang dalam meraih tujuan tertentu melalui perbaikan kualitas, peningkatan performa, maupun menjalani sebuah transisi dalam kehidupan atau karir. Proses ini melibatkan dialog dan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong individu untuk berpikir kreatif, menganalisis situasi dan membuat keputusan. Saat mengajukan pertanyaan dalam proses coaching, ada beberapa hal yang sebaiknya kita lakukan.

Menerapkan Teknik Active Listening

Active listening bukan hanya berarti mendengarkan, tapi juga memahami, merespon, dan mengingat apa yang dibicarakan. Melalui active listening, kita dapat mengajukan pertanyaan yang tepat dan relevan dengan apa yang disampaikan klien, serta menunjukkan bahwa kita menghargai apa yang mereka bagikan.

Menggunakan Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan terbuka biasanya mengarah pada jawaban yang lebih lengkap, memberikan kesempatan kepada klien untuk berbicara lebih lanjut tentang perasaan atau pendapat mereka, dan mendorong mereka untuk menganalisis dan memahami situasinya sendiri. Misalnya, alih-alih bertanya,”Apakah kamu merasa stres?” kita bisa bertanya, “Bagaimana perasaanmu selama minggu ini?”

Menghindari Pertanyaan Bervaluasi

Sebagai coach, kita sebaiknya menghindari bertanya atau menyampaikan pendapat pribadi kita. Tujuannya adalah untuk membantu klien menemukan jawaban mereka sendiri, bukan memberi mereka jawaban kita. Jadi, pertanyaan harus objektif dan membantu mereka menjelajahi pemikiran, perasaan, dan opsi mereka.

Memberikan Waktu Untuk Pemikiran

Setelah mengajukan pertanyaan, beri klien waktu yang cukup untuk berpikir dan menyiapkan jawabannya. Mereka mungkin membutuhkan beberapa detik untuk merenung sebelum merespons. Jangan buru-buru menyela atau menyelesaikan kalimat mereka.

Mengakhiri Dengan Pertanyaan “Jadi, jawabannya apa?”

Pertanyaan ini membantu memastikan bahwa klien telah memahami dan merefleksikan apa yang dibahas selama sesi coaching. Itu memaksa mereka mengartikulasikan pemahaman atau kesimpulan mereka sendiri, memberdayakan mereka dan memberi mereka rasa kepemilikan atas solusi mereka.

Proses coaching sangat bergantung pada kemampuan kita untuk mengajukan pertanyaan yang tepat dalam konteks yang tepat. Kita semua memiliki potensi untuk menjadi coach yang efektif, asalkan kita membina dan menjaga keterampilan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *