Pada 28 September 2018, Palu dan sekitarnya di Sulawesi Tengah diguncang oleh gempa bumi berkekuatan 7,4 SR yang diikuti oleh tsunami. Ribuan jiwa hilang dan puluhan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal mereka. Kemudian, peristiwa ini menjadi sebuah perhatian global dan banyak negara lain yang memberikan bantuan.
Bantuan yang berdatangan ini bukan hanya menunjukkan empati dan keprihatinan kemanusiaan semata, tetapi juga menjadi gambaran dari hubungan internasional di bidang kemanusiaan yang sehat dan konstruktif. Dalam konteks ini, hubungan internasional bukan hanya sekedar politik dan ekonomi, tetapi juga melibatkan isu-isu kemanusiaan.
Negara-negara seperti Australia, Amerika Serikat, dan Singapura berada di garis depan memberikan bantuan. Misalnya, Australia memberikan bantuan berupa perangkat medis dan logistik, sementara Singapura mengirimkan tim SAR (Search And Rescue) dan personel medis. Sementara itu, Amerika Serikat mengadakan donasi publik dan memberikan bantuan berupa logistik dan perangkat medis.
Negara-negara Eropa juga turut memberikan bantuan. Uni Eropa sendiri menyalurkan bantuan sebesar €1.5 juta untuk membantu korban bencana. Negara-negara anggota, seperti Belgia dan Denmark, juga memberikan bantuan secara individu. Belgia mengirimkan tim SAR dan perangkat medis, sementara Denmark memberikan kontribusi bantuan finansial.
Secara alamiah, bantuan ini juga berpengaruh pada hubungan bilateral antar-negara. Bantuan kemanusiaan ini bukan hanya membantu Indonesia dalam penanggulangan bencana, tapi juga memperkuat hubungan diplomatik dan kerjasama antar negara.
Sementara itu, bentuk hubungan ini juga memberikan pengaruh pada diplomasi kemanusiaan pada kendala lain, seperti isu pengungsi dan konflik internal. Gempa bumi di Palu menjadi contoh bagaimana hubungan internasional dapat dilihat dari sisi kemanusiaan dan bukan hanya politik dan ekonomi.
Sebagai sebuah negara yang sering mengalami bencana alam, Indonesia mendapatkan banyak pelajaran dari gempa bumi di Palu. Baik dalam hal penanggulangan bencana, maupun dalam hal hubungan internasional. Negara-negara lain yang memberikan bantuan menunjukkan bagaimana hubungan internasional juga dapat berbasis pada empati dan kepedulian terhadap sesama.
Jadi, jawabannya apa? Hubungan internasional tidak hanya berfokus pada ekonomi dan politik, tetapi juga membawa isu kemanusiaan ke dalam konteksnya. Gempa bumi di Palu dan bantuan yang datang dari negara-negara lain menjadi sebuah bukti bahwa dalam hubungan internasional, aspek kemanusiaan juga memiliki peranan yang sangat penting.