Sejarah mencatat berbagai momen penting yang ikut membentuk sejarah Indonesia. Salah satu momen tersebut adalah kedatangan pasukan sekutu di Indonesia pasca penyerahan Jepang di akhir Perang Dunia II. Respons pemerintah Republik Indonesia terhadap peristiwa ini pun krusial dalam rangka mempertahankan kemerdekaan yang baru disampaikan dan memiliki implikasi jangka panjang terhadap perjalanan bangsa.
Sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia berhadapan dengan tantangan yang berat. Di satu sisi, kedatangan pasukan Sekutu, khususnya Inggris dan Belanda, ini sebenarnya berhubungan dengan upaya mereka mengembalikan peta kekuasaan kolonialisme. Di sisi lain, sikap penolakan tentunya akan berpotensi memicu konfrontasi militer yang mungkin akan sangat merugikan bagi Indonesia.
Jadi, salah satu respons pemerintah Republik Indonesia dalam menyambut kedatangan pasukan sekutu adalah dengan diplomatik dan negosiasi. Pemerintah Republik Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dan wakilnya, Mohammad Hatta, menanggapinya dengan meningkatkan diplomasi dan melakukan berbagai negosiasi.
Salah satu contoh negosiasi ini adalah perundingan Linggarjati. Walaupun perundingan ini berlangsung setelah kedatangan pasukan sekutu, perundingan ini menjadi puncak dari serangkaian negosiasi yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Dalam perundingan ini, Indonesia berhasil meraih kesepakatan yang menguntungkan, yaitu pengakuan de facto atas kemerdekaan Indonesia oleh pihak Belanda.
Namun, dalam proses negosiasi ini, pemerintah Indonesia juga harus rela melakukan kompromi. Indonesia harus menyetujui demaklumat yang telah diputuskan sebelumnya dan menerima keberadaan pemerintahan Belanda di wilayah Indonesia. Meski demikian, sikap ini diambil untuk mencegah terjadinya konflik bersenjata yang lebih besar dan mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia sebagai sebuah negara merdeka.
Maka, dapat disimpulkan bahwa salah satu respon Pemerintah Republik Indonesia terhadap kedatangan pasukan Sekutu adalah melakukan negosiasi dan perundingan demi mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia. Walaupun harus menyetujui beberapa kompromi, strategi ini menunjukkan kebijaksanaan dan keteguhan pemerintah dan rakyat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan mereka.