Pemanasan global telah menjadi topik yang mendapat perhatian besar dari pemerintahan, ilmuwan, dan masyarakat umum sejak beberapa dekade terakhir. Salah satu efek dari fenomena ini adalah peningkatan frekuensi dan intensitas banjir dalam skala besar. Akan tetapi, apa yang menyebabkan fenomena ini? Berikut ini adalah beberapa faktor utama.
Peningkatan Suhu Bumi
Pemanasan global mengacu pada peningkatan suhu rata-rata permukaan Bumi. Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa suhu rata-rata permukaan Bumi meningkat sekitar 1.18 derajat Celsius sejak era pra-industri. Peningkatan ini, meski tampak kecil, membawa dampak besar terhadap ekosistem dan lingkungan.
Perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global membawa dampak pada pola cuaca global, termasuk peningkatan frekuensi dan intensitas banjir. Suhu yang lebih tinggi menyebabkan lebih banyak penguapan, yang menghasilkan kondisi atmosfer yang lebih basah dan berpotensi lebih banyak hujan. Ini, tentu saja, dapat meningkatkan risiko banjir.
Peleburan Es dan Salju
Faktor lain yang memainkan peran penting dalam peningkatan banjir adalah peleburan es dan salju disebabkan oleh peningkatan suhu. Seiring suhu Bumi meningkat, es dan salju bermula di kutub Bumi dan di atas puncak gunung mulai mencair. Air tersebut mengalir ke sungai dan laut, yang menyebabkan peningkatan volume air dan berpotensi banjir besar.
Rising sea levels due to this melting ice also cause coastal flooding. This is especially relevant to low-lying countries and is a significant concern for island nations.
Penggunaan Tanah dan Deforestasi
Pemanasan global juga berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan lain, termasuk penggunaan tanah dan deforestasi. Deforestasi dan konversi lahan (misalnya, pembukaan lahan untuk pertanian atau perkotaan) tidak langsung disebabkan oleh pemanasan global, namun dampak mereka terkait dan menjadi semakin intensif seiring berjalannya waktu. Hutan berfungsi sebagai penyimpan air alami dan mereka membantu menyerap air hujan. Ketika hutan dihilangkan, air hujan mengalir lebih cepat ke sungai dan badan air lainnya, yang dapat mempercepat banjir.
Untuk melawan dampak negatif pemanasan global seperti banjir dalam skala besar, akan diperlukan upaya kolaborasi besar-besaran antara negara-negara, masyarakat, dan organisasi lingkungan. Langkah-langkah seperti pengurangan emisi gas rumah kaca, reforestasi dan pengelolaan tanah yang berkelanjutan dapat membantu kita beradaptasi dan melawan perubahan iklim.