Sekolah

Salah Satu Hal Yang Harus Dihindari Dalam Perumusan Pertanyaan Angket adalah

×

Salah Satu Hal Yang Harus Dihindari Dalam Perumusan Pertanyaan Angket adalah

Sebarkan artikel ini

Angket (atau kuisioner) adalah instrumen penelitian yang umumnya digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah orang. Penyebarannya yang masif, memungkinkan peneliti memiliki akses ke beragam informasi yang mungkin tidak akan mereka dapatkan dari metode penelitian lainnya. Namun, perumusan pertanyaan dalam angket harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kesalahan dan bias. Terdapat satu hal penting yang harus dihindari dalam perumusan pertanyaan angket, yaitu pertanyaan yang berprasangka atau leading questions.

Apa itu Pertanyaan Berprasangka atau Leading Questions

Pertanyaan berprasangka, atau yang biasa dikenal dengan istilah leading questions, adalah pertanyaan yang pada dasarnya telah memberikan petunjuk atau arah jawaban kepada responden. Dengan kata lain, pertanyaan ini dibuat sedemikian rupa sehingga responden akan merasa terdorong untuk menjawab sesuai dengan ekspektasi peneliti.

Bentuk pertanyaan seperti ini biasanya mengasumsikan fakta tertentu, atau bahkan memberikan penekanan emotion yang dapat mempengaruhi responden. Misalnya, pertanyaan seperti “Anda setuju kan, jika penggunaan plastik harus dikurangi untuk menyelamatkan lingkungan?” atau “Seberapa terkejutnya Anda dengan tingkat korupsi yang tinggi di pemerintahan kita?”. Kedua pertanyaan tersebut telah mengasumsikan bahwa responden setuju dengan pengurangan penggunaan plastik dan bahwa tingkat korupsi di pemerintahan tinggi.

Dampak Pertanyaan Berprasangka pada Hasil Penelitian

Pertanyaan berprasangka memiliki dua dampak utama pada hasil penelitian.

  1. Hasil Menjadi Tidak Akurat: Pertanyaan berprasangka mendorong responden untuk menjawab sesuai dengan apa yang peneliti inginkan, bukan apa yang sebenarnya mereka pikirkan atau rasakan. Sehingga, hasil penelitian menjadi tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya.
  2. Kehilangan Objektivitas: Karena pertanyaan telah memberi arah pada jawaban responden, maka penelitian menjadi subjektif. Hal ini menyebabkan kehilangan objektivitas, dimana penelitian seharusnya dilakukan tanpa adanya prasangka atau pengecualian apa pun.

Cara Menghindari Pertanyaan Berprasangka

Menghindari pertanyaan berprasangka dalam perumusan pertanyaan angket bukanlah tugas yang mudah, tetapi sangat penting untuk memastikan validitas dan reliabilitas hasil penelitian. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:

  1. Pahami Tujuan Penelitian: Memahami tujuan penelitian akan membuat peneliti lebih mudah dalam merumuskan pertanyaan yang netral dan tidak berprasangka.
  2. Jaga Keobjektifan: Pastikan untuk selalu menjaga keobjektifan dalam merumuskan pertanyaan. Jangan asumsikan apapun tentang opini responden dan biarkan mereka mengungkapkannya sendiri.
  3. Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Jelas: Menggunakan bahasa yang sederhana dan jelas akan membantu responden memahami pertanyaan dengan lebih baik dan mengurangi kemungkinan terjadinya bias.

Kesimpulannya, dalam merumuskan pertanyaan angket, sangat penting untuk menghindari pertanyaan berprasangka atau leading questions. Hal ini bertujuan agar hasil penelitian menjadi lebih akurat dan objektif, serta meningkatkan validitas dan reliabilitas penelitian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *