Transaksi non-tunai telah menjadi bagian integral dari aktivitas ekonomi modern. Kemudian, mencatat transaksi ini, terlepas dari cara pemrosesannya, adalah elemen yang sama pentingnya. Banyak hikmah dan manfaat dapat kita peroleh dari mencatat transaksi yang dilakukan tidak secara tunai. Di sini, kita akan membedah hikmah tersebut secara mendalam.
Salah satu hikmah mencatat transaksi yang dilakukan secara non tunai adalah mampu membantu kita dalam mencegah penyalahgunaan dan penyelewengan dana. Dengan sistem transaksi non tunai, setiap transaksi yang terjadi akan otomatis terekam dalam sistem. Sehingga menyulitkan terjadinya tindak pencurian, korupsi, dan penggelapan dana.
Selain itu, mencatat transaksi non tunai juga memberikan kita kemudahan dalam melacak dan mencari kembali transaksi sebelumnya yang telah terjadi. Hal ini dapat mempermudah dalam hal penyelesaian perselisihan transaksi, audit, dan juga dalam pelaporan pajak.
Hikmah lain yang bisa kita ambil adalah membantu dalam merencanakan dan mengontrol keuangan. Dengan mencatat setiap transaksi yang kita lakukan, kita dapat melihat aliran uang kita dan kemana saja uang tersebut kita gunakan. Hal ini tentunya akan sangat memudahkan dalam menyusun perencanaan dan penganggaran keuangan kita ke depannya.
Transaksi non tunai dan pencatatan transaksi juga menunjukkan profesionalisme dan transparansi dalam berbisnis. Klien dan rekan bisnis Anda akan menghargai tindakan Anda dalam mencatat dan merekam setiap transaksi. Hal ini akan berpotensi meningkatkan reputasi dan integritas Anda dan bisnis Anda di mata mereka.
Jadi, jawabannya apa? Jelas bahwa ada banyak hikmah dalam mencatat transaksi yang dilakukan tidak secara tunai. Dari proses audit yang lebih sederhana hingga membangun reputasi bisnis yang hebat, semua manfaat ini menjadikan pencatatan transaksi non tunai menjadi alat penting dalam pengelolaan keuangan dan operasi bisnis Anda. Bagi individu, bisnis, maupun organisasi, mencatat semua transaksi—baik tunai maupun non tunai—adalah suatu keharusan.
