Pengkajian sejarah sebagai ilmu pengetahuan memiliki beberapa karakteristik atau ciri khas, salah satunya adalah sifat empirisnya. Kata ‘empiris’ berasal dari bahasa Yunani, ‘empeiria’, yang berarti pengalaman. Dalam konteks ilmu pengetahuan, empiris merujuk pada pengetahuan atau penelitian yang berdasarkan pada pengamatan objektif dan pengukuran.
Pengertian Empiris dalam Sejarah
Dalam perspektif sejarah, karakteristik empiris adalah pendekatan yang menekankan pada fakta dan bukti konkret yang bisa diamati dan diverifikasi. Dalam kata lain, pernyataan atau klaim sejarah harus didukung oleh bukti-bukti yang bisa diukur atau diperiksa, misalnya dokumen-dokumen sejarah, artefak, catatan-catatan tertulis, monumen, lokasi-lokasi historis, dan lain-lain.
Berdasarkan karakteristik ini, sejarah tidak bisa bergantung pada spekulasi, opini subjektif, atau perasaan intuitif tanpa evidensi yang nyata. Semua klaim atau penafsiran terkait peristiwa, motif, atau konsekuensi harus dapat dibuktikan melalui evidensi yang solid dan dapat diperiksa.
Implikasi dari Sifat Empiris dalam Sejarah
Karakteristik empiris dalam sejarah memiliki beberapa implikasi penting. Pertama, hal ini membantu menjaga keakuratan dan keobjektifan dalam penelitian sejarah. Tanpa prinsip empiris ini, risiko distorsi, bias, atau kesalahan interpretasi akan menjadi sangat tinggi.
Kedua, prinsip empiris ini memberikan landasan yang kuat untuk debat dan diskusi sejarah. Ketika pendapat atau penjelasan berbeda muncul, bukti empiris dapat digunakan untuk membandingkan dan mengevaluasi klaim-klaim yang berbeda tersebut.
Ketiga, prinsip empiris ini mendorong peneliti sejarah untuk melakukan penelitian yang teliti dan komprehensif. Untuk mencapai pemahaman yang akurat dan mendalam tentang masa lalu, peneliti sejarah perlu mengumpulkan, memeriksa, dan menganalisis sejumlah besar bukti empiris.
Dengan demikian, karakteristik empiris dari sejarah sebagai ilmu pengetahuan memainkan peran penting dalam meningkatkan kualitas dan integritas dalam studi sejarah. Ini memastikan bahwa klaim dan penjelasan tentang masa lalu dapat ditelusuri kembali, dicek, dan diuji oleh para peneliti lainnya, dan oleh karena itu, dapat dipercaya dan dihargai.