Salah satu ritus penting dalam ibadah haji adalah melakukan Sai, aksi lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah. Ritual ini tidak hanya merupakan bagian tak terpisahkan dari proses haji, tetapi juga mengingatkan umat Islam pada sebuah kisah yang luar biasa dari sejarah Islam.
Sejarah Bukit Safa dan Marwah
Sebelum memahami kisah yang mendasari ritual ini, penting untuk merujuk pada sejarah Bukit Safa dan Marwah. Bukit ini berada di area Masjidil Haram, di Makkah, Arab Saudi. Dua bukit ini memiliki jarak sekitar 450 meter dan menggambarkan bagian penting dari sejarah Islam.
Kisah Hajar dan Ismail
Ritual berlari antara Bukit Safa dan Marwah mengingatkan umat Islam pada kisah Hajar, istri Nabi Ibrahim, dan putranya yang bernama Ismail. Kisah ini dimulai ketika Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail di padang pasir yang tandus atas perintah Allah. Kala itu, Ismail masih bayi dan membutuhkan air untuk bertahan hidup. Dimana Hajar, berusaha keras mencari air untuk putranya.
Menurut tradisi, Hajar berlari bolak-balik tujuh kali antara Bukit Safa dan Marwah dalam pencariannya untuk air, sebuah perjalanan sejauh sekitar 2,5 kilometer. Pada saat ke tujuh, munculah mata air Zem-zem dari tempat Ismail menangis dan menginjak tanah.
Makna Spiritual
Sai, atau lari-lari kecil di antara bukit Safa dan Marwah, adalah bentuk penghormatan terhadap Hajar dan pengorbanan yang dilakukannya demi anaknya. Hal ini juga simbol bahwa umat Islam harus berusaha untuk mencapai tujuan pengabdian mereka kepada Allah, meskipun menghadapi kesulitan dan rintangan.
Ritual ini juga memperkuat pemahaman bahwa Allah adalah penyedia sejati dan akan memberikan bantuan di saat-saat paling sulit. Melalui ritual ini, umat Islam juga belajar tentang nilai-nilai kesabaran, ketekunan dan pengabdian total kepada Allah.
Berlari-lari di antara Bukit Safa dan Marwah bukan hanya bagian dari ritus haji. Itu adalah ritual yang penuh dengan makna mendalam dan peringatan akan kisah luar biasa yang melukiskan takwa, perjuangan, dan kekuatan iman.