Islam adalah agama monoteistik yang diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW kepada masyarakat Arab pada abad ke-7 Masehi. Salah satu inti dari dakwah Nabi Muhammad adalah menyerukan ajaran tauhid, yaitu kepercayaan dalam satu Tuhan, Allah.
Pada waktu itu, mayoritas masyarakat Arab menjalani kehidupan yang dianut oleh nenek moyang mereka dan percaya pada politeisme, atau kepercayaan kepada banyak dewa. Kehidupan mereka sangat dipengaruhi oleh kepercayaan mereka, menyembah banyak dewa dan beribadah di Ka’bah yang dipenuhi dengan berbagai patung dewa.
Nabi Muhammad SAW hadir dalam tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan kepercayaan sekuler dan politeistik ini. Dia menyampaikan pesan dari Allah yang bertentangan dengan kepercayaan dominan saat itu, mengingatkan mereka tentang esensi tauhid. Dakwah sang Nabi bertujuan untuk membebaskan masyarakat Arab dari belenggu kepercayaan politeistik dan membawa mereka ke jalan tauhid – pengakuan bahwa hanya ada satu Tuhan.
Pada awalnya, ajakan ini bertemu dengan penolakan keras dari masyarakat. Banyak yang mengejek, memboikot, menyiksa, dan bahkan berusaha membunuh Nabi Muhammad dan pengikutnya. Namun, dengan kebijaksanaan, kesabaran, dan tekad kuat, Nabi Muhammad terus mendorong ajaran Islam dan aturan tauhid, hingga akhirnya ia berhasil merubah kepercayaan yang ada pada saat itu dan melakukan perubahan besar-besaran di masyarakat Arab.
Proses penyebaran ajaran tauhid ini tidak mudah dan memerlukan pengorbanan yang besar, tetapi hasilnya adalah transformative. Dalam waktu kurang dari dua dekade, Nabi Muhammad dan pengikutnya berhasil mengubah masyarakat yang sebelumnya penuh dengan penyembahan berhala menjadi masyarakat yang mengenal dan mempraktikkan ajaran tauhid.
Pada akhirnya, tauhid menjadi pondasi utama agama Islam, yang menegaskan bahwa hanya ada satu Tuhan. Ajakan ini telah merubah masyarakat Arab dan menandai awal dari penyebaran Islam yang luas hingga ke seluruh penjuru dunia.
Jadi, jawabannya apa? Satu substansi dakwah Nabi Muhammad SAW adalah menyerukan ajaran tauhid karena pada waktu itu, kepercayaan dominan masyarakat Arab adalah politeisme dan peribadatan berhala. Dengan metode dakwah yang penuh hikmah dan kesabaran, ia berhasil mengubah lanskap keagamaan masyarakat Arab, memberikan mereka pemahaman yang baru tentang tauhid, dan membuka jalan bagi penyebaran agama Islam ke berbagai belahan dunia.
