Asal usul keyakinan tentang surga dan neraka berbeda-beda di setiap tradisi spiritual dan agama, namun satu hal yang umum disepakati adalah bahwa neraka adalah tempat bagi mereka yang berperilaku dan berbuat dosa. Dari banyak dosa yang dapat membawa seseorang ke neraka, dalam tulisan ini kita akan memfokuskan pada dua anggota tubuh manusia yang seringkali menjadi ‘pintu masuk’ ke neraka, yaitu lisan dan hati.
Lisensi dalam Kesalahan
Banyak aliran kepercayaan dan agama percaya bahwa lisan adalah pintu utama ke neraka. Perkataan lisan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk membuat perpecahan, kerusuhan, dan permasalahan besar lainnya. Menurut tradisi Muslim, sebagaimana diungkapkan dalam Hadits Sahih Bukhari “Apakah seseorang tidak terjungkal atas wajahnya (dalam Neraka) karena hasil ucapannya?”
Hal ini bukan hanya berlaku dalam Islam, bahkan dalam agama lain juga dikatakan hal yang serupa. Dalam Kristen, misalnya, Jakobus dalam suratnya menulis, “Lidah juga adalah api dunia” (Yakobus 3:6). Dosisa-dosa seperti berdusta, berbicara kasar, mencela, dan menghina orang lain hanya beberapa contoh bagaimana lisan dapat menjadi alat dosa.
Hati dan Kesalahan-Kesalahannya
Selain lisan, hati juga dianggap sebagai titik kritis yang bisa menjadi alasan seseorang masuk neraka. Dalam konteks ini, hati merujuk kepada kesadaran dan rasa kita, tempat terbentuknya niat dan perasaan.
Dalam agama Islam, misalnya, Al-Quran mengatakan, “Dan itu adalah hati yang kotor yang menyebabkan orang tersebut ditolak oleh Tuhan mereka, bukan pekerjaan mereka” (QS 22:46). Hal ini juga terlihat dalam ajaran Kristen, dimana dalam Matius 5:28, Yesus mengatakan, “Barangsiapa memandang seorang wanita dengan nafsu telah berzinah dalam hatinya.”
Jadi, perasaan negatif seperti iri, dengki, tamak, sombong dan lainnya yang terpendam dalam hati, jika tidak dikendalikan, dapat menjadi sebab masuknya orang ke neraka.
Kesimpulan
Jadi, lisan dan hati adalah dua anggota tubuh yang bisa menjadi sebab buat seseorang masuk neraka. Jadi jawabannya apa?
Jawabannya adalah setiap individu harus menjaga dan mengendalikan keduanya agar tidak terjebak dalam dosa yang bisa menyebabkan mereka masuk neraka. Kami semua memiliki pilihan dan kemampuan untuk menggunakan kedua organ ini untuk kebaikan daripada membiarkan mereka membawa kita ke jalan yang salah. Masalahnya bukan pada lisan dan hati itu sendiri, tetapi bagaimana kita memilih untuk menggunakannya.