Periode abad ke-16 menjadi titik penting dalam sejarah Indonesia, khususnya wilayah Aceh, yang berada di puncak kekuasaannya dan berhadapan langsung dengan cengkeraman imperialisme bangsa Eropa, terutama Portugis. Dalam rangka mempersiapkan diri melawan Portugis, Aceh memilih untuk berstrategi dan mengambil langkah-langkah vital pada tahun 1567, yang melibatkan mendatangkan bantuan persenjataan, tentara, dan beberapa ahli dari luar negeri.
Mendatangkan Bantuan Persenjataan
Strategi pertama yang Aceh ambil adalah meningkatkan kapabilitas pertahanan mereka. Mereka memfasilitasi import persenjataan pesiar dari tempat-tempat seperti Turki dan Persia, yaitu musuh bebuyutan Portugis. Importasi ini menggambarkan adanya modernisasi dan peningkatan dalam bidang persenjataan Aceh, memungkinkan mereka untuk melawan Portugis dengan kekuatan yang lebih besar daripada sebelumnya. Pada waktu itu, persenjataan canggih seperti meriam menjadi alat vital untuk mengendalikan jalur maritim penting dan benteng-benteng pantai.
Merekrut Tentara dan Ahli dari Luar Negeri
Bukan hanya persenjataan, militer Aceh juga diperkuat oleh para ahli dan tentara dari luar negeri. Dilaporkan bahwa mereka telah merekrut ahli militer dan tentara dari negara-negara lain. Kedatangan mereka telah memungkinkan Aceh untuk memperluas taktik dan strategi perang mereka. Dengan pengetahuan dan pengalaman baru ini, mereka mampu merancang dan mengimplementasikan taktik yang kompleks dan efektif melawan Portugis.
Menjalin Hubungan Diplomatik dan Persekutuan
Usaha mendatangkan persenjataan dan tentara asing juga melibatkan peran penting diplomasi internasional. Kerajaan – kerajaan seluruh dunia dihubungi untuk membangun aliansi dan persekutuan guna mencegah penjajahan lebih lanjut oleh Portugis. Salah satu hubungan penting adalah dengan Sultan Ottoman, Pihak Aceh menandatangani perjanjian dengan Kesultanan Utsmani (Turki), yang pada saat itu merupakan kekuatan kunci di dunia Islam.
Melalui berbagai langkah ini, Aceh berupaya keras untuk meningkatkan persiapan mereka melawan Portugis. Meski akhirnya Portugis berhasil mendirikan kekuasaan mereka, upaya dan resistensi Aceh patut dihargai dan dipelajari, sebagai bukti semangat perjuangan dan kebanggaan nasional mereka.