Dalam masyarakat luas, ganja sering dikaitkan dengan penyalahgunaan dan kriminal. Di banyak negara, termasuk Indonesia, ganja dianggap substansi ilegal dan termasuk dalam Undang-Undang Narkoba. Padahal, jika dilihat lebih lanjut, ganja memiliki potensi sebagai bahan pengobatan untuk berbagai jenis penyakit.
UU Narkoba Di Indonesia dan Legalitas Ganja
Di Indonesia, pasal 127 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, jelas disebutkan bahwa setiap orang yang menyalahgunakan narkotika untuk dirinya sendiri dapat diancam pidana penjara paling lama 4 tahun. Tidak ada pengecualian untuk ganja, baik untuk keperluan medis maupun rekreasional.
Perbandingan Dengan Negara Lain
Sebaliknya, dalam beberapa tahun terakhir, ada negara yang mulai mengubah pandangannya terhadap ganja. Misalnya, Kanada dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat telah melegalkan penggunaan ganja untuk pengobatan dan juga untuk keperluan rekreasional.
Kanada
Sejak Oktober 2018, Kanada telah sepenuhnya memperbolehkan penggunaan ganja untuk orang dewasa. Tidak hanya untuk penggunaan medis, ganja juga boleh digunakan untuk keperluan rekreasional. Pemilihan ini seizin Undang-Undang Cannabis Act yang menjadi dasar hukum legalisasi ganja.
Amerika Serikat
Sedangkan di Amerika Serikat, legalitas ganja bervariasi dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya. Beberapa negara bagian seperti Colorado, California dan Washington telah melegalkan ganja untuk penggunaan medis dan rekreasional. Namun, ada juga negara bagian yang hanya memperbolehkan penggunaan medis atau bahkan tetap menganggap ganja sebagai substansi ilegal.
Penggunaan Ganja Sebagai Pengobatan
Salah satu alasan utama dibalik legalisasi ganja di beberapa negara adalah penggunaannya dalam dunia medis. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa ganja memiliki manfaat pengobatan untuk beberapa kondisi, termasuk epilepsi, skizofrenia, dan berbagai macam penyakit kronis. Meski begitu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan manfaat dan resiko penggunaan ganja secara medis.
Dengan adanya perbandingan ini, tampak jelas ada perbedaan cara pandang dan penanganan terhadap ganja di berbagai negara. Meski begitu, bukan berarti Indonesia harus ikut-ikutan dalam melegalkan ganja. Membedah lebih detail dan mendalam tentang potensi dan risiko ganja dalam konteks kesehatan publik adalah usaha yang perlu dilakukan sebelum mengambil kebijakan lebih lanjut.