Setiap jenjang pendidikan memiliki tantangan uniknya sendiri dan sering kali, ini menghasilkan berbagai tingkat kesulitan bagi peserta didik. Guru atau dikenal sebagai ‘Ibu dan Bapak’ dalam konteks pendidikan di Indonesia memiliki peran penting dalam membantu peserta didik mengatasi tantangan-tantangan ini.
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa setiap siswa adalah individu yang unik dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Beberapa mungkin merasa kesulitan dengan pelajaran tertentu, sementara yang lain mungkin menghadapi tantangan dalam berinteraksi dengan teman sebaya mereka atau mencerap informasi yang diberikan guru.
Namun, menurut berbagai penelitian, kebanyakan guru sering kali, jika tidak setiap hari, berinteraksi dengan siswa yang merasa kesulitan dengan pelajaran tertentu. Satu studi menunjukkan bahwa sekitar 60% dari guru berinteraksi dengan siswa yang mengalami kesulitan belajar setidaknya sekali sehari.
Fakta ini tentunya memberikan tantangan besar bagi guru. Mereka harus mampu mengidentifikasi kesulitan-kesulitan tersebut dan merancang strategi yang efektif agar dapat membantu peserta didik mengatasi tantangan dalam pelajaran yang menjadi masalah.
Guru juga harus dapat menawarkan dukungan emosional dan psikologis untuk membantu peserta didik menghadapi tekanan akademik dan sosial yang mungkin mereka hadapi. Dalam melakukan ini, guru harus bekerja sama dengan orang tua, penasihat sekolah, dan profesional pendidikan lainnya.
Pendidikan itu sendiri adalah sebuah perjalanan, dan selama perjalanan tersebut, setiap peserta didik pasti akan menghadapi tantangan-tantangannya masing-masing. Sebagai guru, peran mereka adalah untuk menunjukkan cara, membimbing peserta didik, dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan dalam perjalanan belajar mereka.