Sebongkah es yang dipanaskan akan mengalami proses perubahan wujud. Fase pertama, es akan berubah menjadi air yang berwujud cair dan fase kedua, air berubah menjadi uap yang berwujud gas. Kedua proses ini membutuhkan suatu jenis energi yang disebut kalor. Tetapi apa yang benar-benar dibuktikan oleh fenomena ini?
Perubahan Wujud dan Energi Kalor
Setiap benda memiliki energi yang disebut energi kinetik. Ketika energi kinetik ini meningkat, begitu pula suhu benda tersebut. Nah, inilah yang terjadi saat sebongkah es dipanaskan. Kalor yang ditransfer ke es menyebabkan peningkatan energi kinetik partikel es, yang berakibat meningkatnya suhu hingga mencapai titik leleh dan es berubah menjadi air.
Proses yang sama berlaku saat air dipanaskan menjadi uap. Begitu energi kinetik partikel air mencapai titik didih, air akan berubah menjadi uap. Namun, perlu dicatat bahwa perubahan ini tidak terjadi seketika, tapi membutuhkan energi tambahan, disebut kalor laten, untuk mengubah wujud tanpa meningkatkan suhu.
Apa yang Dibuktikan?
Maka dari itu, proses ini membuktikan hukum konservasi energi, yaitu energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, namun total jumlah energi dalam sistem tertutup tetap konstan. Kalor yang diberikan ke es atau air digunakan untuk meningkatkan energi kinetik partikel dan mengubah wujud, bukan untuk meningkatkan suhu setelah mencapai titik leleh atau titik didih.
Kesimpulan
Dengan demikian, kita dapat memahami bahwa kalor yang diberikan pada es atau air tidak hanya meningkatkan suhu, namun juga mengubah wujud benda tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, mempertahankan hukum konservasi energi. Oleh karena itu, proses pemanasan es menjadi air dan air menjadi uap adalah contoh nyata yang menggambarkan prinsip dasar ini.