Sebelum melanjutkan ke konten utama artikel, kita perlu memahami beberapa konsep dasar, termasuk energi kinetik dan hukum fisika dasar yang berlaku ketika sebuah benda dilempar naik ke udara.
Energi kinetik adalah energi yang dikendalikan oleh sebuah benda karena gerakannya. Dalam kasus sebuah bola tenis, energi ini akan paling tinggi saat bola tersebut dilempar ke atas. Bola tenis mendapatkan energi kinetik ini dari lengan orang yang melemparnya.
Pertanyaannya adalah, kapan posisi atau kedudukan bola tenis ini akan mencapai energi kinetik nol? Jawabannya adalah, waktunya adalah saat bola mencapai puncak lambungan.
Mengapa? Karena ketika sebuah benda dilempar ke udara, gravitasi akan mulai melawan energi kinetik tersebut, memperlambat kecepatan benda tersebut hingga mencapai nol di titik tertinggi dari lengkungan. Ini adalah saat di mana benda tersebut siap untuk jatuh kembali ke tanah – energi kinetiknya saat ini adalah nol, tetapi energi potensialnya adalah yang paling tinggi.
Jadi, energi kinetik bola tenis yang dilempar vertikal ke atas akan mencapai nol tepat saat bola berada di titik tertinggi dari lengkungan lemparannya. Point ini merupakan peralihan antara bola bergerak naik dan mulai jatuh kembali ke bawah.
Perlu diingat bahwa ini hanya berlaku dalam sistem ideal di mana hambatan udara diabaikan. Dalam situasi dunia nyata, resistensi udara akan mempengaruhi gerakan bola secara signifikan. Ketaatan pada prinsip-prinsip ini akan sedikit berbeda, tetapi konsep dasarnya tetap sama.