Cerita merupakan representasi kehidupan sehari-hari dalam bentuk narasi, yang penuh dengan dinamika konflik dan permasalahan. Dari tolok ukur sebuah cerita yang baik, selalu ada permasalahan yang menjadi benang merah, mempertemukan pemahaman pembaca dan pengarang, serta memunculkan keterlibatan emosi melalui berbagai fakta dan situasi yang berlaku.
Konflik dan permasalahan dalam cerita tak hanya menjadi “bumbu” yang memerikan rasa, namun juga menjadi tulang punggung dari cerita itu sendiri. Sebuah cerita tanpa permasalahan akan menjadi datar dan tidak menarik. Namun, bagaimana penyelesaian dari sebuah permasalahan hingga mencapai puncak?
Sebuah Penyajian Permasalahan dalam Sebuah Cerita Hingga Sampai Puncak Masalah Disebut …
Cerita hampir selalu diawali dengan pengenalan karakter dan setting cerita atau disebut eksposisi. Di sinilah tokoh, latar, dan situasi awal dijelaskan. Setelah itu, dimulailah konflik atau permasalahan yang akan menjadi pusat cerita.
Kemudian, penyelesaian masalah dalam cerita makin menanjak, dinamakan rising action atau aksi meningkat. Ini adalah bagian di mana perkelahian antara protagonis dan antagonis semakin memanas. Tokoh utama mulai berusaha untuk mengatasi permasalahan yang dia hadapi.
Dan akhirnya, momen ketika segala konflik dan permasalahan mencapai puncak sebelum akhirnya diselesaikan, ini disebut sebagai Klimaks. Inilah titik tertinggi drama dan tindakan dalam cerita, sering kali merupakan momen paling menegangkan atau menyeramkan dalam cerita.
Jadi, Jawabannya Apa?
Untuk mengulas kembali pertanyaan yang telah diajukan: Sebuah penyajian permasalahan dalam sebuah cerita hingga sampai puncak masalah disebut apa? Jadi jawabannya adalah Klimaks. Klimaks adalah bagian cerita di mana permasalahan yang melibatkan tokoh utama mencapai titik intensitas tertingginya. Ini adalah titik balik dalam cerita, di mana arah dan hasil dari permasalahan akan mulai mengarah ke penyelesaiannya. Jadi, sebuah penyajian permasalahan dalam sebuah cerita hingga sampai puncak masalah, disebut Klimaks.