Shuhuf merupakan istilah dalam Islam yang bermakna lembaran atau kertas-kertas yang berisi hikmah atau wahyu dari Allah SWT. Shuhuf tidak sama dengan kitab. Jika kitab merujuk kepada kitab-kitab Allah yang lebih lengkap dan lengkap seperti Al-Qur’an, Injil, Zabur, dan Taurat, maka shuhuf adalah wahyu yang lebih sederhana dan tidak sepanjang kitab-kitab tersebut.
Shuhuf diberikan oleh Allah SWT kepada beberapa nabi-Nya sebagai petunjuk atau hikmah bagi umat manusia. Sepanjang sejarah, terdapat beberapa nabi yang diwahyukan shuhuf, di antaranya adalah Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.
Shuhuf Ibrahim dan Musa disebut dalam Al-Qur’an. Dalam Surat Al-A’la [87:18-19], Allah berfirman: “Sesungguhnya ini benar-benar (terdapat) dalam kitab-kitab yang terdahulu, kitab-kitab Ibrahim dan Musa.”
Pernyataan tentang shuhuf yang benar adalah bahwa shuhuf merupakan wahyu Allah yang berisi hikmah dan petunjuk bagi umat manusia dan tidak sepanjang atau selengkap kitab-kitab-Nya. Shuhuf juga merupakan tanda kebesaran dan keadilan Allah SWT yang memberikan petunjuk-Nya kepada seluruh umat manusia, baik secara langsung maupun melalui Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya.
Shuhuf adalah bagian penting dari wahyu Ilahi dan berfungsi untuk memberikan bimbingan, hikmah, dan instruksi kepada umat manusia tentang cara hidup yang baik dan benar di mata Allah. Meski tidak sepanjang kitab, setiap pemberian shuhuf adalah suatu kejadian penting dalam sejarah wahyu Allah dan merupakan bukti kebijaksanaan dan perhatian-Nya terhadap umat manusia.
Jadi, jawabannya apa? Shuhuf adalah petunjuk dan hikmah Allah SWT yang diberikan kepada beberapa nabi-Nya. Shuhuf berbeda dari kitab karena tidak sepanjang atau selengkap kitab-kitab-Nya. Selain itu, shuhuf adalah bukti kebesaran dan keadilan Allah SWT dalam memberikan petunjuk-Nya kepada umat manusia.
