Menjaga keberlangsungan hidup spesies merupakan bagian penting dalam pelestarian alam. Pada periode 2016-2017, dilaporkan tidak ada Monyet Hitam Sulawesi dan Owa yang mati. Ini merupakan indikasi positif bagi upaya konservasi spesies ini.
Balai Konservasi hewan menyusun kategori berbeda berdasarkan kondisi dan usia dari setiap spesies yang dilindungi. Mereka mengkategorikan owa dan monyet yang baru lahir atau ditemukan di 2017 sebagai owa dan monyet muda, sementara sisanya, atau yang sudah ada sebelum tahun tersebut, dikategorikan sebagai owa dan monyet tua.
Dalam kegiatan pengamatan perkembangan spesies, Balai Konservasi berencana mengambil satu Monyet Hitam Sulawesi dan satu Owa untuk diobservasi. Pada titik ini, terjadi pertanyaan menarik, manakah di antara jenis monyet dan Owa yang paling mungkin terpilih?
Kriteria seleksi tentu didasarkan pada tujuan observasi itu sendiri. Jika Balai Konservasi ingin mempelajari perkembangan dari individu yang baru lahir atau baru ditemukan, maka owa dan monyet muda adalah pilihan yang tepat. Sebaliknya, jika tujuan observasi adalah untuk mempelajari perilaku dan kondisi dari individu yang lebih tua, maka owa dan monyet tua menjadi pilihan yang paling mungkin.
Faktor lain yang mungkin menjadi pertimbangan adalah situasi kesehatan dan tekstur lingkungan dari owa dan monyet tersebut. Memilih individu yang sehat dan tinggal di lingkungan yang kondusif tentu akan lebih menghasilkan data yang akurat dalam observasi.
Jadi, jawabannya apa? Pemilihan spesies yang akan diobservasi sangat tergantung pada tujuan dan konteks spesifik yang ada. Tidak ada jawaban yang definitif, tetapi mempertimbangkan perlunya memahami lebih dalam tentang kehidupan dan perilaku, baik monyet muda dan tua serta owa muda dan tua, memiliki potensi yang sama untuk dipilih.