Otoritas adalah kekuatan yang mendukung tata kelola suatu organisasi. Konsep ini esensial dalam manajemen dan operasionalisasi struktur organisasi mana pun. Permasalahan otoritas dalam organisasi sering kali muncul karena adanya ketidakjelasan, inkonsistensi, atau penyalahgunaan kekuatan. Banyaknya perdebatan mengenai sentralisasi dan desentralisasi otoritas dalam organisasi menghasilkan dua corak otoritas: otoritas sentralisasi dan otoritas desentralisasi.
Otoritas Sentralisasi
Otoritas Sentralisasi adalah pola di mana kekuasaan dan pengambilan keputusan terpusat pada satu titik atau individu dalam organisasi. Dalam model ini, keputusan utama dan kebijakan berasal dari puncak hierarki organisasi. Terdapat banyak manfaat yang dihasilkan oleh model ini. Pertama, mencegah konflik penafsiran kebijakan karena keputusan dan arahan berasal dari satu sumber. Kedua, tindakan dan respons dapat lebih cepat karena jalur komunikasi lebih singkat.
Namun, model ini juga memiliki kelemahan. Misalnya, potensi untuk terjadi bottleneck dalam proses pengambilan keputusan jika individu atau tim yang memiliki otoritas tersebut sibuk atau tidak dapat dijangkau. Selain itu, ini juga menyebabkan kurangnya pemberdayaan dan partisipasi anggota lain dalam organisasi.
Otoritas Desentralisasi
Sebaliknya, otoritas desentralisasi adalah pola di mana kekuasaan dan pengambilan keputusan dibagi di berbagai titik dalam organisasi. Dalam model ini, otoritas dan tanggung jawab dibagi antara berbagai individu atau departemen. Keuntungan dari model ini adalah meningkatkan efisiensi dan produktivitas karena setiap departemen atau individu memiliki otoritas untuk mengambil keputusan terkait tugas mereka.
Namun, model otoritas desentralisasi juga memiliki tantangannya. Keputusan dan kebijakan dapat menjadi inkonsisten atau bertentangan antara satu departemen dengan departemen lainnya. Selain itu, dapat menciptakan kerancuan dalam komunikasi dan penafsiran kebijakan jika tidak ada koordinasi yang baik dan dilaksanakan dengan cermat.
Kesimpulan
Dalam membuat keputusan tentang otoritas, organisasi harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti ukuran organisasi, tingkat kompleksitas tugas, dan budaya organisasi. Dua corak otoritas tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, pilihan antara sentralisasi dan desentralisasi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi khusus suatu organisasi. Otoritas ideal adalah yang mempromosikan efisiensi, koordinasi, dan produktivitas sambil mempertahankan arah strategis dan kontrol yang tepat dari puncak organisasi.