Budaya

Seorang Anak Sedang Menyalakan Lilin: Perubahan Kimia yang Terjadi Pada Peristiwa Tersebut Adalah…

×

Seorang Anak Sedang Menyalakan Lilin: Perubahan Kimia yang Terjadi Pada Peristiwa Tersebut Adalah…

Sebarkan artikel ini

Ada banyak keajaiban dalam kehidupan sehari-hari yang dihasilkan oleh proses kimia, dan salah satunya adalah saat seorang anak menyalakan lilin. Bagaimana bisa ada api yang dihasilkan dari api lilin, dan apa perubahan kimia yang terjadi pada peristiwa tersebut?

Apa Itu Perubahan Kimia?

Sebelum menggambarkan peristiwa ini, mari kita pahami dulu apa itu perubahan kimia. Perubahan kimia adalah suatu perubahan dimana suatu zat berubah menjadi zat baru dengan sifat-sifat baru. Ini adalah proses dimana tautan antar atom dipecah dan dibentuk kembali untuk membuat bahan yang berbeda.

Reaksi Kimia Saat Menyalakan Lilin

Ketika seorang anak menyalakan lilin, perubahan kimia yang terjadi disebut reaksi pembakaran. Reaksi pembakaran adalah contoh dari perubahan kimia di mana gas oksigen dalam udara bereaksi dengan zat lain untuk menghasilkan panas dan cahaya. Pada kasus lilin, reaksi terjadi antara gas oksigen dan lilin itu sendiri.

Lilin pada umumnya terbuat dari parafin, yang adalah suatu hidrokarbon (zat yang terbuat dari atom-atom karbon dan hidrogen). Ketika seorang anak menyalakan lilin, panas dari korek api atau korek gas akan memanaskan lilin hingga parafin mulai mencair dan menguap.

Parafin yang menguap kemudian bereaksi dengan oksigen di udara, dalam sebuah reaksi pembakaran yang menghasilkan panas, cahaya, air (H2O) dan dioksida karbon (CO2). Ini adalah perubahan kimia, karena zat awal (oksigen dan parafin) berubah menjadi zat yang berbeda (air dan dioksida karbon).

Kesimpulan

Jadi, saat seorang anak menyalakan lilin, dia tidak hanya menciptakan cahaya dan kehangatan, tetapi juga melakukan sebuah perubahan kimia. Sebuah proses sederhana namun mengagumkan ini adalah contoh bagaimana kimia ada di sekitar kita setiap hari, berdampak pada hal-hal sekecil menyalakan lilin ataupun lebih besar seperti siklus kehidupan di bumi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *