Seorang mukmin, dalam kepercayaan Islam, didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki keyakinan atau iman dalam hatinya, dan mengekspresikan imannya itu melalui perbuatannya. Pengertian ini didasarkan pada ajaran Islam di mana iman dan amal salih harus berjalan bersama. Oleh karenanya, seorang mukmin dituntut untuk beribadah kepada Allah SWT dengan seikhlas-ikhlasnya, mematuhi perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.
Bagian kedua dari soal uraian ini, “…seakan-akan Allah SWT. melihatnya, meskipun ia tidak melihat Allah SWT.” merujuk pada konsep “Ihsan”. Ihsan, sebagai level tertinggi dalam Islam setelah iman dan Islam, merupakan tingkat di mana seseorang melaksanakan ibadah seakan-akan ia sedang dilihat oleh Allah SWT, atau dengan kata lain, menyadari bahwa Allah SWT selalu mengawasinya. Meskipun ia tidak bisa melihat Allah, namun ia percaya bahwa Allah selalu melihatnya.
Oleh karenanya, dari penjelasan di atas, pernyataan dari soal uraian tersebut dapat disimpulkan sebagai definisi dari Ihsan. Seorang Mukmin yang beriman dan melaksanakan ibadah dengan sangat ikhlas, seakan-akan Allah SWT. melihatnya, meskipun ia tidak melihat Allah SWT, adalah seseorang yang ber-Ihsan.
Konsep Ihsan ini adalah tujuan utama bagi setiap Muslim dalam melaksanakan hidupnya sehari-hari untuk mencapai keridhoan Allah SWT. Ini adalah tanda bahwa seseorang tidak hanya menjalankan ibadahnya secara fisik, tetapi juga secara hati dan pikiran. Konsep ini menekankan pentingnya kesadaran dan pengakuan akan keberadaan Allah SWT dalam setiap aspek kehidupan seorang Mukmin.