Sekolah

Seperti Apa Posisi Indonesia di Tengah Konstelasi Perang Dingin?

×

Seperti Apa Posisi Indonesia di Tengah Konstelasi Perang Dingin?

Sebarkan artikel ini

Perang Dingin (1945-1991) merupakan periode ketegangan dan konflik ideologis antara dua blok kekuatan besar, yakni Amerika Serikat dan Uni Soviet. Dalam periode ini, dunia cenderung terbagi menjadi dua blok, masing-masing mendukung ideologi kapitalisme atau komunisme. Lantas, di mana posisi Indonesia dalam konteks ini?

Indonesia, sebagai negara yang baru merdeka pada tahun 1945, berusaha memainkan perannya dalam lingkup internasional dan menegaskan kedaulatannya. Tidak ingin terjebak dalam jurang dualisme ideologi ini, Indonesia memilih untuk tidak berpihak kepada salah satu blok manapun. Pilihan ini mencerminkan posisi strategis dan independen yang diambil oleh Indonesia selama Perang Dingin.

Politik Bebas-Aktif

Pada tahun 1948, Indonesia membentuk dasar peranannya dalam Perang Dingin melalui politik luar negerinya yang dikenal sebagai “Politik Bebas-Aktif”. Kebijakan ini ditegaskan oleh Presiden Soekarno untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak akan terikat oleh salah satu blok dalam konflik Perang Dingin. Sebaliknya, Indonesia memilih untuk aktif dalam diplomasi internasional dan berusaha mencari solusi damai atas konflik dan ketegangan global.

Konferensi Bandung

Peran penting lainnya yang dimainkan oleh Indonesia dalam Perang Dingin adalah sebagai tuan rumah dan penggerak utama Konferensi Asia-Afrika (juga dikenal sebagai Konferensi Bandung) pada tahun 1955. Konferensi ini mengumpulkan 29 negara yang baru merdeka dan mewakili lebih dari setengah populasi dunia. Konferensi ini mencerminkan upaya Indonesia untuk mempengaruhi global politics, dan menjadi tonggak penting dalam sejarah gerakan Non-Blok.

Gerakan Non-Blok

Indonesia memilih untuk bergabung dengan Gerakan Non-Blok pada tahun 1961, yang menjadi capaian utama dalam sejarah diplomasi global. Gerakan ini merupakan gabungan negara-negara yang tidak ingin terlibat secara militer dengan Amerika Serikat atau Uni Soviet. Pilihan ini menegaskan posisi Indonesia yang berdaulat dan bebas, tidak terikat oleh blok kekuatan manapun.

Kesimpulan

Di tengah konstelasi Perang Dingin, Indonesia memilih untuk tidak berpihak dan memainkan peran penting sebagai negara independen dan berdaulat. Melalui politik Bebas-Aktif, Konferensi Bandung, dan pembentukan Gerakan Non-Blok, Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap perdamaian dan kerja sama internasional. Pilihan ini menunjukkan posisi strategis dan independen indonesia di tengah konstelasi perang dingin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *