Setelah berhasil lolos dari kepungan pemuda-pemuda kafir di Mekah, Rasulullah SAW dan Abu Bakar memilih untuk bersembunyi dan menghindari kejaran. Mereka melakukan perjalanan menuju ke utara, namun kemudian menyimpang ke selatan Madinah. Tempat persembunyian yang mereka pilih adalah sebuah gua yang dikenal sebagai Gua Tsur atau Thawr.
Gua Thawr terletak sekitar 5 kilometer selatan Mekah, sebuah posisi strategis yang memungkinkan Rasulullah dan Abu Bakar mengawasi jalur lalu lintas menuju Mekah tanpa terdeteksi. Dengan begini mereka dapat memastikan bahwa keberadaan mereka tidak tercium oleh kaum kafir Quraisy yang sedang mencari mereka.
Persembunyian di Gua Thawr ini dilakukan selama tiga hari, dan dalam rentang waktu tersebut jemaah musuh yang mencari Rasulullah dan Abu Bakar berlalu lalang di hadapan gua tanpa menyadari keberadaan mereka, berkat perlindungan Allah. Beberapa hadis mengisahkan bahwa ketika kaum Quraisy telah mencapai mulut gua dan sepertinya hendak menemukan mereka, seekor laba-laba dan burung zebra betina datang membuat sarang dan telur di mulut gua, menghalangi jalan masuk dan memberikan kesan bahwa gua tersebut tidak pernah disentuh manusia.
Kisah persembunyian di Gua Thawr ini merujuk pada peristiwa Hijrah, yaitu perpindahan Rasulullah SAW dan para sahabatnya dari Mekah ke Madinah, yang menjadi tonggak awal kalender Hijriyah. Hijrah ini dilakukan karena tekanan dan ancaman dari kaum kafir Quraisy di Mekah yang semakin tidak terkendali terhadap Rasulullah dan pengikutnya. Dengan berlindung di Gua Thawr, Rasulullah berhasil selamat dan mencapai Madinah dengan selamat, dimana Dia kemudian membangun masyarakat Islam pertama.
Kisah ini bukan hanya bercerita tentang pelarian belaka, tetapi juga mengandung nilai-nilai penting seperti kepercayaan, keberanian, keyakinan dalam perlindungan Allah, dan perjuangan untuk mencapai kebebasan beragama.