Sikap gotong royong dan kekeluargaan adalah dua nilai budaya yang telah lama melekat dalam masyarakat Indonesia. Akan tetapi, semakin maju dan modern suatu masyarakat, nilai-nilai ini tampaknya mulai terkikis. Lantas, apakah ini sebenarnya yang menjadi dampak negatif dari modernisasi? Dan apa yang menjadi penyebabnya?
Modernisasi dan Nilai Budaya
Modernisasi adalah proses transisi yang mengubah struktur dan fungsi masyarakat dari tradisional ke modern. Sedangkan menurut Anthony Giddens, modernisasi merupakan suatu era yang ditandai dengan industrialisasi, urbanisasi, dan peningkatan ketergantungan teknologi (*).
Dalam konteks ini, modernisasi dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai budaya seperti sikap gotong royong dan kekeluargaan. Selama proses modernisasi, masyarakat cenderung bergerak dari yang kolektif ke yang lebih individualis.
Penyebab Menipisnya Sikap Gotong Royong dan Kekeluargaan
Ada beberapa kemungkinan yang menjadikan sikap gotong royong dan kekeluargaan semakin menipis dalam masyarakat yang semakin modern. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. Urbanisasi
Urbanisasi sering diasosiasikan dengan terkikisnya nilai-nilai tradisional. Ketika orang-orang pindah dari desa ke kota, mereka seringkali harus beradaptasi dengan budaya dan gaya hidup baru yang cenderung individualis. Akibatnya, nilai-nilai seperti gotong royong dan kekeluargaan bisa jadi terlupakan.
2. Teknologi dan Media Sosial
Perkembangan teknologi dan media sosial juga erat kaitannya dengan menipisnya sikap gotong royong dan kekeluargaan. Ketergantungan pada media sosial dan teknologi dapat menciptakan “isolasi sosial”, di mana individu lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya daripada berinteraksi secara langsung dengan orang lain.
3. Perubahan Nilai dan Norma Sosial
Modernisasi mempengaruhi cara pandang dan cara hidup orang. Nilai dan norma sosial berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Masyarakat cenderung memprioritaskan efisiensi dan produktivitas, dan seringkali hal ini dianggap bertentangan dengan implementasi gotong royong dan kekeluargaan dalam sehari-hari.
Kesimpulan
Modernisasi memiliki banyak dampak positif, seperti perkembangan teknologi dan peningkatan kualitas hidup. Namun, pada saat yang sama, dampak negatifnya, yaitu sikap gotong royong dan kekeluargaan yang semakin menipis, juga harus diperhatikan. Untuk melestarikan nilai-nilai tersebut, dibutuhkan upaya dari semua pihak, mulai dari individu, keluarga, pendidikan, hingga pemerintah.
(*) Giddens, A. (1990). The Consequences of Modernity. Stanford, CA: Stanford University Press.