Ilmu

Sikap Mementingkan Diri Sendiri dan Merasa Tidak Lagi Membutuhkan Orang Lain dalam Beraktivitas merupakan Dampak Negatif Globalisasi yang Diistilahkan dengan Paham

×

Sikap Mementingkan Diri Sendiri dan Merasa Tidak Lagi Membutuhkan Orang Lain dalam Beraktivitas merupakan Dampak Negatif Globalisasi yang Diistilahkan dengan Paham

Sebarkan artikel ini

Globalisasi seringkali diartikan sebagai proses meningkatnya konektivitas dan interdependensi dunia melalui pertukaran barang, jasa, aliran manusia, ide dan informasi.Cukup jelas bahwa globalisasi telah membawa banyak manfaat, termasuk peningkatan akses ke informasi dan teknologi, penyebaran produk dan jasa, serta peluang kerja. Namun, seperti koin yang memiliki dua sisi, globalisasi juga memiliki dampak negatif. Salah satunya datang dalam bentuk sikap individualisme yang ekstrim, di mana seseorang menjadi sangat mementingkan diri sendiri dan merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas.

Individualisme dan Globalisasi

Individualisme adalah paham yang mendorong individu untuk menjadi mandiri, bebas, dan merusak keharmonisan komunal karena mementingkan diri sendiri. Dalam konteks globalisasi, individualisme telah dipicu oleh teknologi digital dan komunikasi global yang memperluas ruang individu dan memberikan mereka akses ke sumber daya yang sebelumnya hanya dapat diakses oleh komunitas atau kelompok.

Dampak Individualisme

Meskipun individualisme bisa merangsang inovasi dan pertumbuhan ekonomi, ada juga dampak negatif atas paham ini. Individu yang terlalu mementingkan diri sendiri bisa merasa terisolasi, kesepian dan tidak empati dengan orang lain. Kepercayaan bahwa mereka dapat melakukan segalanya sendiri dan tidak membutuhkan orang lain dalam beraktivitas bisa merusak hubungan interpersonal dan membangun masyarakat yang lebih terpecah. Dari perspektif sosial, sikap ini mengakibatkan penurunan ikatan sosial dan mempengaruhi kesejahteraan komunitas secara keseluruhan.

Paham ini dan Masyarakat

Paham ini telah mempengaruhi bagaimana kita menjalankan kehidupan kita. Di era digital ini, sebagian besar aktifitas kita bisa dilakukan dengan bantuan teknologi tanpa memerlukan interaksi manusia langsung. Tak hanya dalam pekerjaan, namun juga dalam berbelanja, belajar, bahkan dalam membangun relasi sosial. Ini menciptakan masyarakat yang lebih tertutup, individualis, dan mengurangi rasa empati satu sama lain.

Dalam merespons dampak negatif ini, penting bagi kita untuk mempertimbangkan bagaimana kita bisa mempromosikan nilai-nilai sosial dan komunitas. Dibutuhkan keseimbangan antara manfaat teknologi dan pentingnya hubungan manusia di masa mendatang.

Jadi, jawabannya apa? Perlu dipahami bahwa teknologi dan globalisasi bukanlah musuh. Menggunakannya dengan bijak dan tidak melupakan kebutuhan dasar manusia untuk saling terhubung dan peduli satu sama lain adalah kunci untuk mendapatkan manfaat dari globalisasi tanpa kehilangan identitas sosial kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *