Sekolah

Sikap Menyerahkan Nasib Sepenuhnya kepada Allah SWT, Tanpa Melalui Suatu Usaha Disebut

×

Sikap Menyerahkan Nasib Sepenuhnya kepada Allah SWT, Tanpa Melalui Suatu Usaha Disebut

Sebarkan artikel ini

Dalam kehidupan sehari-hari, umat Muslim diharapkan untuk selalu memiliki keyakinan dan rasa pasrah kepada Tuhan, yakni Allah SWT. Namun, sejauh mana seorang Muslim harus pasrah kepada Allah? Apakah dia diharapkan untuk menyerahkan nasib sepenuhnya tanpa melalui usaha?

Sikap ini sering disalahartikan oleh sebagian orang dan dianggap sebagai sifat apatisme atau pembiaran. Beberapa orang mungkin berpikir bahwa menyerahkan segalanya kepada Allah berarti mereka tidak perlu melakukan usaha apa pun untuk meraih tujuan atau mencapai keberhasilan dalam hidup.

Namun, sikap menyerahkan nasib sepenuhnya kepada Allah SWT, tanpa melalui suatu usaha, disebut sebagai fatalisme atau tawakal yang salah. Fatalisme adalah pandangan yang meyakini bahwa segala sesuatu dalam hidup ini telah ditentukan, dan tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya. Sementara itu, tawakal adalah mengandalkan bantuan dan pertolongan Allah setelah melakukan usaha sekuat tenaga.

Umumnya, fatalisme sering dihubungkan dengan sikap pesimisme dan apatis. Orang yang memiliki sikap ini biasanya tidak berusaha untuk membuat perubahan atau memperbaiki situasi karena mereka percaya bahwa semua sudah ditentukan dan tidak mungkin diubah. Ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Islam mengajarkan bahwa setiap individu harus berusaha untuk meraih tujuan dan mencapai keberhasilan mereka. Ini dikenal sebagai konsep ihsan, atau berusaha sebaik-baiknya. Setelah melakukan usaha tersebut, maka seseorang diharapkan untuk menyerahkan hasilnya kepada Allah – ini disebut tawakal.

Jadi, sikap pasrah atau tawakal dalam Islam bukan berarti menyerahkan segalanya tanpa usaha. Sebaliknya, ia adalah suatu sikap dimana seseorang melakukan usahanya sebaik mungkin dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah, dengan keyakinan bahwa hanya Dia lah yang memiliki kendali penuh atas hasil akhir dari setiap usaha yang telah dilakukan.

Jadi, jawabannya apa? Sikap menyerahkan nasib sepenuhnya kepada Allah SWT, tanpa melalui suatu usaha, disebut fatalisme, dan ini bukan ajaran Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *