Sekolah

Sikap Nabi Luth Ketika Menghadapi Istrinya yang Justru Sebagai Pembangkang Terhadap Dakwahnya

×

Sikap Nabi Luth Ketika Menghadapi Istrinya yang Justru Sebagai Pembangkang Terhadap Dakwahnya

Sebarkan artikel ini

Nabi Luth AS merupakan salah satu rasul Allah SWT yang memiliki perjuangan dakwah yang sangat berat. Salah satu penghalang dakwahnya adalah istrinya sendiri yang berlaku rebellious dan membangkang terhadap ajaran yang dibawanya.

Sikap Sabar dan Teguh

Pertama dan mungkin yang paling mendasar dari sikap nabi Luth adalah kesabaran dan keteguhannya dalam menjalankan dakwah. Meskipun istrinya tidak mendukung dan bahkan berperilaku buruk, hal ini tidak membuat Nabi Luth berhenti dalam berdakwah maupun melemahkan imannya.

Nabi Luth terus berusaha memberi tau istrinya tentang kebenaran dan berusaha untuk membimbingnya ke jalur yang benar. Hal ini ditegaskan dalam Al-Quran Surah At-Tahrim ayat 10:

Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang kafir; isteri Nuh dan isteri Lut, keduanya berada di bawah pengawasan dua buah ibad Kami yang sholeh, tetapi keduanya mengkhianati (suami) mereka; maka suami mereka tiada dapat memberi manfaat apa pun kepada mereka dari (siksa) Allah dan dikatakan (kepada mereka): “Masuklah neraka dengan orang-orang yang masuk.” (QS. At-Tahrim: 10).

Penuh Lemah Lembut

Selain itu, sikap Nabi Luth lainnya adalah lemah lembut dalam menasehati. Nabi Luth mencoba membimbing istrinya dengan penuh kasih sayang dan pengetahuan, tanpa memaksa atau memberikan hukuman fisik.

Hikmah dan Kesalehan

Terakhir, sikap Nabi Luth yang perlu kita hargai adalah hikmah dan kesalehannya. Ketika menghadapi tantangan ini, Nabi Luth tetap memiliki iman yang kuat dan menegakkan hukum-hukum Allah.

Dalam menghadapi istrinya yang menjadi penghalang dalam dakwahnya, nabi Luth tidak menyalahkan atau membencinya. Namun, beliau lebih memilih mengajarkan tentang kesalahan dan dosanya dengan cara yang bijaksana dan cinta.

Kesimpulan

Dalam menghadapi cobaan dari istrinya, Nabi Luth telah memberikan contoh sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang Muslim saat dihadapkan pada kondisi yang serupa. Kesabaran, keteguhan, hikmah, serta lemah lembut adalah sikap yang patut ditiru. Terlepas dari bagaimana keadaan sekitarnya, seorang Muslim harus konsisten dalam mengajarkan dan menjalankan ajaran Islam dengan baik dan dengan cara yang benar. Keimanan kita harus tetap teguh, bahkan saat menghadapi tantangan dari orang-orang terdekat kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *