Salah satu aspek penting dalam pengukuran fisik, terutama dalam bidang fisika dan kimia, adalah konsep suhu dan pengukurannya. Skala suhu yang umum digunakan, seperti Celsius, Fahrenheit, dan Kelvin, seringkali menjadi tonggak utama dalam pembahasan ini. Namun, apakah Anda tahu skala suhu mana yang memiliki titik tetap bawah paling tinggi?
Skala suhu didefinisikan secara universal berdasarkan dua titik: titik tetap atas dan titik tetap bawah. Titik-titik ini biasanya disepakati berdasarkan fenomena alam, seperti titik beku dan titik didih air untuk skala Celsius.
Titik tetap bawah, juga dikenal sebagai titik nol absolut, adalah suhu terendah yang teoretis bisa dicapai. Pada titik ini, partikel-partikel dalam zat berhenti bergerak sepanjang yang diperbolehkan oleh mekanika kuantum.
Tetapi skala suhu yang memiliki titik tetap bawah paling tinggi adalah Fahrenheit. Di skala ini, suhu terendah yang bisa dicapai atau titik tetap bawah adalah -459.67 derajat Fahrenheit, bandingkan dengan skala Celsius yang titik tetap bawahnya adalah -273.15 dan Kelvin yang titik tetap bawahnya adalah 0.
Skala Fahrenheit disusun oleh Daniel Gabriel Fahrenheit, seorang insinyur Jerman-Polandia pada abad ke-18. Dia mendefinisikan titik beku air sebagai 32 derajat dan titik didihnya sebagai 212 derajat pada tekanan standar.
Anda mungkin bertanya, mengapa ada perbedaan titik tetap bawah antar-skala? Ini karena setiap skala suhu memiliki sistem pengukuran dan standar yang berbeda satu sama lain. Dan dalam hal ini, sistem dan standar yang digunakan oleh Fahrenheit menghasilkan titik tetap bawah yang lebih tinggi dibandingkan skala lainnya.
Sekarang kita tahu bahwa dari skala suhu yang ada, Fahrenheit memiliki titik tetap bawah paling tinggi.
Jadi, jawabannya apa? Skala suhu yang memiliki titik tetap bawah paling tinggi adalah Fahrenheit.