Sosial

Suatu Negara dapat Disebut Memiliki Keunggulan Mutlak dari Negara Lain Jika Negara tersebut Memproduksi Barang atau Jasa yang Tidak dapat Diproduksi oleh Negara Lain: Teori Mana yang Mengemukakan Hal Ini?

×

Suatu Negara dapat Disebut Memiliki Keunggulan Mutlak dari Negara Lain Jika Negara tersebut Memproduksi Barang atau Jasa yang Tidak dapat Diproduksi oleh Negara Lain: Teori Mana yang Mengemukakan Hal Ini?

Sebarkan artikel ini

Dalam memahami bagaimana perdagangan internasional beroperasi dan bagaimana keuntungan dapat diperoleh melalui perdagangan tersebut, berbagai teori telah dikemukakan. Salah satunya adalah teori keunggulan mutlak. Teori ini, pertama kali dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya yang berjudul “The Wealth of Nations” pada tahun 1776, meyakini bahwa sebuah negara memiliki keunggulan mutlak jika mampu memproduksi barang atau jasa secara lebih efisien (lebih banyak, dengan biaya lebih rendah) dibandingkan negara lain.

Konsep Teori Keunggulan Mutlak

Teori keunggulan mutlak menekankan bahwa setiap negara harus fokus pada produksi barang atau jasa di mana mereka memiliki keunggulan paling besar atau memiliki ketidakmampuan paling kecil dibandingkan dengan negara lain. Ini berarti bahwa negara tersebut dapat menghasilkan barang atau jasa tersebut dengan biaya produksi yang lebih rendah daripada negara lain. Dalam hal ini, keunggulan mutlak dapat berarti dapat memproduksi produk yang sama dengan jumlah input yang lebih sedikit atau dapat memproduksi lebih banyak output dengan jumlah input yang sama.

Sebagai contoh, jika negara A dapat memproduksi sejumlah barang dengan menggunakan 50 pekerja, sedangkan negara B membutuhkan 100 pekerja untuk memproduksi barang yang sama, maka negara A dikatakan memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut.

Manfaat dan Kritikan terhadap Teori Keunggulan Mutlak Adam Smith

Manfaat dari teori keunggulan mutlak ini adalah mendorong setiap negara untuk memaksimalkan efisiensi produksi dan fokus pada sektor-sektor di mana mereka memiliki keunggulan. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi global.

Namun, teori ini juga memiliki kritikan. Salah satu kritik utamanya adalah teori ini mengabaikan konsep keunggulan komparatif yang dikemukakan oleh ekonom Inggris, David Ricardo. Menurut keunggulan komparatif, negara tersebut masih dapat menguntungkan dirinya walaupun tidak memiliki keunggulan mutlak, selama negara tersebut memiliki keunggulan relatif atau lebih efisien dalam produksi barang atau jasa tertentu dibandingkan dengan barang atau jasa lainnya.

Teori keunggulan mutlak adalah batu pijakan penting dalam pemahaman kita tentang perdagangan internasional. Meski demikian, dalam praktiknya, keunggulan komparatif seringkali lebih relevan dalam mendorong arah dan alur perdagangan global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *