Budaya

Suatu Proses Menirukan Kebudayaan Lain yang Lebih Tinggi oleh Masyarakat yang Mempunyai Kebudayaan yang Lebih Rendah Disebut

×

Suatu Proses Menirukan Kebudayaan Lain yang Lebih Tinggi oleh Masyarakat yang Mempunyai Kebudayaan yang Lebih Rendah Disebut

Sebarkan artikel ini

Ketika membicarakan budaya dalam konteks global, sering kali kita melihat adanya perbedaan dalam struktur dan elemen budaya antara masyarakat yang berbeda. Budaya, dalam hal ini, merujuk pada nilai, norma, adat-istiadat, dan karakteristik lain yang membedakan satu masyarakat dari yang lain. Ada kalanya, masyarakat dengan budaya yang ‘lebih rendah’, mengadopsi atau menirukan elemen-elemen budaya dari masyarakat dengan budaya yang ‘lebih tinggi’. Proses ini dikenal sebagai Aksulturasi.

Aksulturasi adalah proses di mana individu atau sekelompok individu mempelajari dan mencoba untuk menyesuaikan diri dengan budaya lain dengan seringkali mengadopsi atau menirukan pengaruh-pengaruh budaya tersebut. Ini biasanya terjadi sebagai hasil dari eksposur langsung dan berkelanjutan terhadap budaya baru tersebut.

Kita tidak dapat memahami cara kerja aksulturasi tanpa menggali lebih dalam ke dalam konsep ‘budaya yang lebih tinggi’ dan ‘budaya yang lebih rendah’. Biasanya, masyarakat dengan ‘budaya yang lebih tinggi’ adalah masyarakat yang memiliki kekuasaan, prestise, atau pengaruh yang lebih besar pada skala global. Sementara itu, ‘budaya yang lebih rendah’ biasanya merujuk pada masyarakat yang kurang berpengaruh atau yang berada dalam posisi subordinat dalam lingkup global.

Proses aksulturasi dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari bahasa, cara berpakaian, musik, makanan, hingga norma-norma sosial. Tetapi penting untuk diingat bahwa proses ini bukanlah tanpa konsekuensinya. Sementara aksulturasi bisa membawa manfaat seperti pengetahuan dan pemahaman yang lebih besar tentang budaya lain, juga ada risiko yang serius termasuk kehilangan identitas budaya asli dan masalah adaptasi.

Peniruan atas kebudayaan yang lebih tinggi ini seringkali dipandang sebagai cara untuk mengejar kemajuan dan modernisasi. Akan tetapi, biasanya kita melihat bahwa aksulturasi sering kali tidak melibatkan pertukaran budaya yang setara. Faktanya, sering kali masyarakat ‘lebih rendah’ yang akhirnya melakukan penyesuaian terbesar.

Tak satu pun budaya yang dapat atau seharusnya dianggap ‘lebih tinggi’ atau ‘lebih rendah’ dari yang lain dalam arti absolut. Semua budaya memiliki keunikan dan nilai mereka sendiri. Namun, dalam dunia yang penuh dengan ketidaksetaraan kekuasaan dan sumber daya, aksulturasi adalah fenomena yang terjadi, dan hal ini perlu kita pahami dalam konteks yang lebih luas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *