Dalam dunia botani, persilangan dua tanaman dengan karakteristik yang berbeda seringkali menciptakan variasi yang menarik. Salah satu contoh nyata yang dapat kita lihat adalah persilangan antara tanaman kapri berbunga ungu dengan tanaman kapri berbunga putih. Hasil dari persilangan ini adalah kapri berbunga ungu 100%, mewarisi karakteristik warna bunga dari salah satu orang tuanya. Keragaman ini, meski menarik, sebenarnya menunjukkan fenomena biologis yang kompleks dan penting: Prinsip Mendel dalam genetika.
Prinsip Mendel dalam Genetika
Gregor Mendel adalah seorang ahli biologi dan biarawan Austria yang dikenal sebagai “Bapa Genetika”. Melalui eksperimennya pada tanaman kacang polong pada abad ke-19, Mendel menetapkan prinsip dasar pewarisan sifat genetik yang sekarang kita kenal sebagai Hukum Mendel. Warna dari bunga kapri dalam contoh ini relevan karena menggambarkan bagaimana Hukum Mendel bekerja dalam praktek.
Hukum Mendel yang pertama, dikenal sebagai Hukum Segregasi, menyatakan bahwa setiap individu memiliki dua alel (versi gen) untuk setiap sifat. Alel ini dipisahkan selama pembentukan gamet (sel-sel seksual), yang berarti bahwa setiap gamet menerima satu alel saja.
Hukum Mendel yang kedua, atau Hukum Asortasi Bebas, menegaskan bahwa sepasang gen memisahkan secara independen dari sepasang gen lainnya selama pembentukan gamet.
Pewarisan Dominan dan Resesif
Pada kasus tanaman kapri, warna ungu pada bunga tampaknya menjadi sifat dominan, sedangkan warna putih menjadi sifat resesif. Ini berarti bahwa ketika tanaman kapri berbunga ungu (dengan alel dominan) disilangkan dengan tanaman kapri berbunga putih (dengan alel resesif), semua keturunan (F1) akan mendapatkan satu alel dominan dan satu alel resesif. Namun, karena ungu adalah sifat yang dominan, keturunan tersebut akan menampilkan karakteristik ungu, meski mereka juga membawa alel untuk sifat resesif putih. Jadi, hasil dari persilangan ini—tanaman kapri 100% berbunga ungu—mengonfirmasi prinsip dasar genetika yang diproposisikan oleh Mendel.
Mendel mengajarkan kepada kita bagaimana sifat-sifat bervariasi dalam populasi tanaman dan hewan—dan bahkan manusia. Dengan memahami bagaimana karakteristik ini diwariskan, kita dapat memprediksi karakteristik yang mungkin muncul dalam generasi yang akan datang. Dalam aplikasinya, pemahaman ini sangat penting, baik dalam pemuliaan tanaman dan hewan maupun dalam penelitian genetika manusia.