Tanaman kedelai (Glycine max) merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki peran penting dalam menyediakan sumber protein dan lemak nabati. Kedelai banyak digunakan dalam berbagai produk makanan, seperti tahu, tempe, dan susu kedelai. Dalam meningkatkan produktivitas tanaman kedelai, peneliti dan petani berusaha untuk memperbaiki sifat genetik tanaman, seperti ukuran dan jumlah biji.
Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai persilangan antara tanaman kedelai berbiji besar heterozigot dengan tanaman kedelai berbiji kecil. Sebagai pemahaman dasar, heterozigot merupakan individu yang memiliki dua alel yang berbeda pada satu lokus gen, sedangkan homozigot memiliki dua alel yang sama pada satu lokus gen.
Mendel Hukum Genetika dan Sifat Genetik Biji Kedelai
Dalam memahami persilangan tanaman kedelai, kita perlu mengenal hukum genetika yang pertama kali dikemukakan oleh Gregor Mendel. Mendel menjelaskan 3 hukum dasar genetika yaitu Hukum Segregasi, Hukum Asortasi Bebas, dan Hukum Dominansi. Dalam hal ini, kita akan lebih fokus pada Hukum Segregasi dan Dominansi yang berkaitan dengan persilangan.
Hukum Segregasi: Masing-masing individu memiliki dua faktor pengendali sifat (alel) yang akan dipisahkan secara acak pada saat pembentukan gamet. Sebagai contoh, alel dominan (A) dan alel resesif (a). Hukum Dominansi menyatakan bahwa sifat dominan (A) akan menutupi sifat resesif (a).
Persilangan Tanaman Kedelai Berbiji Besar dengan Berbiji Kecil
Dalam hal ini, kita mengasumsikan sifat ukuran biji kedelai dikendalikan oleh satu pasang alel. Misalkan alel dominan (A) mengendalikan ukuran biji besar dan alel resesif (a) mengendalikan ukuran biji kecil.
Pada tanaman kedelai berbiji besar heterozigot, genotipe yang dimiliki adalah Aa. Sementara pada tanaman kedelai berbiji kecil (homozigot resesif), genotipe yang dimiliki adalah aa. Kedua tanaman ini kemudian kita silangkan.
Generasi F1
Ketika kita menyilangkan tanaman kedelai berbiji besar heterozigot (Aa) dengan tanaman kedelai berbiji kecil (aa), kita akan mendapatkan generasi anakan F1 dengan genotipe dan fenotipe sebagai berikut:
- Aa (biji besar) x aa (biji kecil)
Hasil persilangan (F1):
- 1/2 Aa (biji besar)
- 1/2 aa (biji kecil)
Dari hasil persilangan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa generasi F1 akan memiliki 50% tanaman kedelai dengan biji besar (Aa) dan 50% tanaman kedelai dengan biji kecil (aa).
Kesimpulan
Persilangan antara tanaman kedelai berbiji besar heterozigot dengan tanaman kedelai berbiji kecil menciptakan generasi anakan (F1) dengan perbandingan 1:1 untuk biji besar dan biji kecil. Pemahaman mengenai hukum genetika Mendel sangat penting dalam proses seleksi, perbaikan sifat, dan peningkatan produktivitas tanaman kedelai. Selanjutnya, penelitian lebih lanjut mungkin perlu dilakukan untuk mengidentifikasi lebih banyak sifat genetik dan interaksi gen dalam tanaman kedelai, seperti ketahanan terhadap penyakit dan adaptasi lingkungan.