Tekstur merupakan salah satu unsur penting dalam karya seni rupa dan desain. Secara garis besar, tekstur merupakan kesan permukaan yang diperoleh baik melalui penglihatan maupun perabaan. Ketika nilai kesan tersebut sama baik saat melihat maupun memegang karya tersebut, tekstur yang dimaksud disebut sebagai tekstur.
Jenis-jenis Tekstur dalam Karya Seni
Dalam karya seni, tekstur dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tekstur nyata dan tekstur semu.
Tekstur Nyata
Tekstur nyata merupakan tekstur yang benar-benar dapat dirasakan melalui indera peraba. Contoh dari tekstur nyata meliputi:
- Permukaan kanvas yang kasar
- Relief yang menonjol pada lukisan
- Keramik yang mengandung ketidaksempurnaan
Tekstur Semu
Tekstur semu adalah tekstur yang hanya dapat dilihat, tapi tidak benar-benar dapat dirasakan melalui sentuhan. Tekstur ini seringkali diperoleh melalui penggunaan warna, pencahayaan, dan teknik menggambar. Contoh dari tekstur semu meliputi:
- Permukaan air dalam lukisan
- Benda bersinar dalam karya abstrak
- Distorsi visual pada karya fotografi
Jadi, tekstur yang memiliki nilai sama antara penglihatan dan perabaan pada karya disebut tekstur nyata, karena pada tekstur ini kesannya dapat dirasakan secara sama oleh kedua indera tersebut. Dalam suatu karya, kombinasi antara tekstur nyata dan tekstur semu dapat menambah kekayaan dan kompleksitas dalam estetika dan penafsiran karya tersebut.
Sebagai contoh, seniman pode memanipulasi tekstur nyata pada permukaan kanvas dengan menggunakan bahan-bahan seperti lem, pasir, atau batu sehingga karya seni tersebut menciptakan kesan yang lebih kuat dan hidup. Tekstur semu, sebaliknya, memungkinkan seniman untuk menciptakan ilusi yang menarik perhatian penikmat seni, namun tidak nyata secara fisik.
Jadi, jawabannya apa? Tekstur yang memiliki nilai sama antara penglihatan dan perabaan pada karya disebut tekstur nyata. Tekstur semu hanya menciptakan ilusi bagi penglihatan, sementara tekstur nyata memberikan kesan yang sama baik melalui perabaan maupun penglihatan.
