Perubahan merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam masyarakat dan kehidupan manusia. Perubahan tidak hanya terjadi pada individu atau kelompok kecil, tetapi juga dialami oleh seluruh masyarakat, dari perkembangan awal hingga perkembangan akhir. Fenomena ini secara umum dijelaskan oleh teori-teori sosiologi, khususnya teori evolusi sosial dan teori konflik.
Teori Evolusi Sosial
Teori evolusi sosial biasanya berfokus pada perubahan yang terjadi dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Menurut teori ini, masyarakat maju melalui tahapan evolusi yang prediktif dari primitif ke modern. Tokoh terkenal dalam teori ini seperti Auguste Comte, Herbert Spencer, dan Emile Durkheim percaya bahwa masyarakat mengalami perkembangan dari tahap sederhana ke tahap kompleks, menunjukkan pertumbuhan, kemajuan, dan diferensiasi.
Teori Konflik
Teori konflik, seperti yang dijelaskan oleh Karl Marx, berfokus pada peran konflik dan persaingan dalam mendorong perubahan sosial. Marx berpendapat bahwa perubahan sosial dihasilkan dari konflik antara kelas-kelas yang berbeda dalam masyarakat. Upaya kelas bawah untuk mengubah kondisi sosial dan ekonomi menjadi katalis untuk perubahan masyarakat secara keseluruhan.
Perlu diketahui bahwa teori-teori ini tidak saling ekslusif. Mereka memberikan penjelasan yang berbeda tetapi tidak saling membatalkan tentang bagaimana dan mengapa perubahan masyarakat terjadi.
Kesimpulan
Secara ringkas, teori yang menjelaskan perubahan yang terjadi dan dialami oleh seluruh masyarakat, mulai dari perkembangan awal hingga perkembangan akhir, dapat dijelaskan dengan baik melalui teori evolusi sosial dan teori konflik. Kedua teori ini memaparkan bagaimana interaksi, konflik, dan evolusi sosial dapat mendorong perubahan di semua lapisan masyarakat.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah teori evolusi sosial dan teori konflik adalah dua teori utama yang menjelaskan bagaimana perubahan terjadi dan dialami oleh seluruh masyarakat mulai dari perkembangan awal hingga perkembangan akhir.