Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Salah satu jenis termometer yang sering digunakan adalah termometer Celcius. Termometer Celcius menggunakan skala Celcius sebagai standarnya. Nama ini berasal dari Anders Celsius, seorang astronom Swedia yang menggunakan skala ini dalam penelitiannya.
Pada skala Celcius, terdapat dua titik acuan atau ‘titik tetap’. Titik tetap ini menjadi standar pengukuran suhu yang diakui secara umum. Kedua titik tersebut adalah titik tetap bawah dan titik tetap atas.
Titik Tetap Bawah
Titik tetap bawah pada termometer Celsius didefinisikan oleh titik beku air murni pada tekanan atmosfer normal, di mana suhu dinyatakan sebagai 0 derajat Celsius. Ketika air murni berada pada tekanan satu atmosfer dan berubah dari cairan ke es, suhunya tetap pada 0 derajat sampai seluruh air membeku.
Titik Tetap Atas
Sementara itu, titik tetap atas adalah titik didih air murni pada kondisi atmosfer normal. Titik ini dinyatakan sebagai 100 derajat Celsius. Jika air telah mencapai suhu 100 derajat dan tekanannya adalah satu atmosfer, maka air mulai mendidih dan suhunya akan tetap pada 100 derajat sampai seluruh air berubah menjadi uap.
Dengan menggunakan kedua titik tetap ini, skala Celcius dibagi menjadi 100 bagian sama antara 0 dan 100 derajat. Setiap bagian didefinisikan sebagai 1 derajat Celsius.
Penting untuk diingat bahwa kedua titik ini dapat berbeda tergantung pada berbagai faktor, seperti tekanan atmosfer yang berbeda, penggunaan zat lain dalam campuran, atau fluktuasi suhu kecil dalam proses pengukuran.
Dalam praktiknya, termometer Celcius digunakan secara luas di seluruh dunia, baik dalam penggunaan sehari-hari seperti pengendalian suhu ruangan atau suhu tubuh manusia, maupun dalam aplikasi ilmiah dan industri.
Jadi, jawabannya apa? Titik tetap bawah pada termometer Celcius adalah 0 derajat, titik di mana air murni membeku pada tekanan atmosfer normal. Sedangkan titik tetap atas adalah 100 derajat, titik di mana air murni mulai mendidih pada tekanan atmosfer normal.