Indonesia menjalani periode kolonialisme yang panjang di bawah pimpinan Belanda. Periode ini menciptakan sejumlah perubahan penting dalam struktur sosial, ekonomi dan politik masyarakat Indonesia. Dalam menghadapi berbagai kebijakan kolonialisme tersebut, masyarakat Indonesia melakukan berbagai tindakan sebagai bentuk perlawanan dan adaptasi terhadap kebijakan-kebijakan tersebut.
Perlawanan Fisik
Perlawanan fisik mungkin adalah bentuk tindakan yang paling mudah dikenali. Masyarakat Indonesia berulangkali melakukan perang dan pertempuran melawan kekuatan kolonial Belanda. Beberapa contoh nyata adalah Perang Diponegoro di Jawa, Puputan Badung di Bali, dan Perang Aceh di Sumatera. Masing-masing perjuangan ini mencerminkan penolakan rakyat terhadap penjajahan dan dominasi Belanda.
Perlawanan Simbolik dan Budaya
Selain bentuk perlawanan fisik, masyarakat juga melakukan perlawanan secara simbolik dan budaya. Misalnya, melalui seni dan budaya seperti wayang, lagu-lagu daerah, tarian, dan karya sastra yang mengandung pesan-pesan perjuangan dan penolakan terhadap penjajahan.
Pemberontakan dan Pemberontak
Banyak juga kelompok-kelompok rakyat yang melakukan pemberontakan besar-besaran terhadap kolonial Belanda. Misalnya, pemberontakan Batak di Sumatera Utara dan Perang Padri di Sumatera Barat. Selain itu, terdapat juga individu-individu pemberontak yang terkenal seperti Pattimura dan Cut Nyak Dhien.
Pendekatan Diplomatik
Beberapa pemimpin dan kelompok masyarakat melakukan pendekatan diplomatik sebagai langkah yang diambil untuk merespon dampak dari berbagai kebijakan kolonialisme Belanda. Pendekatan ini dilakukan melalui negosiasi dan pembicaraan dengan pihak Belanda. Contoh paling terkenal mungkin adalah upaya diploamtik yang dilakukan oleh pihak Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta pada masa Perang Diponegoro.
Pendidikan dan Pencerahan
Masyarakat Indonesia juga merespon dengan mendirikan sekolah-sekolah dan organisasi-organisasi pendidikan sebagai bentuk pemberdayaan diri. Pendidikan dipandang sebagai metode untuk meningkatkan kualifikasi dan kemampuan rakyat Indonesia dalam menghadapi serbuan asing. Misalnya, pendirian Sekolah Tinggi Islam (STI) oleh Ki Hajar Dewantara.
Dengan melihat berbagai tindakan yang telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam merespon berbagai dampak kebijakan kolonialisme Belanda, dapat disimpulkan bahwa meskipun dijajah, semangat kemerdekaan selalu ada dalam jiwa rakyat Indonesia. Mereka tidak pernah berhenti berjuang untuk meraih kemerdekaan dan kedaulatan bangsanya.