Diskusi

Tokoh Perwakilan Kelompok Islam yang Dilobi Bung Hatta dan Bung Karno Agar Menerima Penghapusan 7 Kata Dalam Piagam Jakarta Adalah…

×

Tokoh Perwakilan Kelompok Islam yang Dilobi Bung Hatta dan Bung Karno Agar Menerima Penghapusan 7 Kata Dalam Piagam Jakarta Adalah…

Sebarkan artikel ini

Piagam Jakarta adalah suatu teks yang berisi tujuh kata kontroversial bagi beberapa kelompok, yaitu: “bersatu di bawah kekhalifahan Islam”. Tujuh kata ini merupakan bagian dari kalimat lengkap “Dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya,” yang ditambahkan dalam Piagam Jakarta sebagai usul dan hasil kesepakatan yang dicapai dalam Pertemuan Pengusaha Muktamar 1945.

Teks Piagam Jakarta sendiri didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim, dan oleh karena itu harus memiliki sistem hukum yang mengacu pada Syariat Islam. Namun, ini juga menjadi kontroversial bagi sebagian kalangan dan menimbulkan perdebatan panjang mengenai sejauh mana Indonesia harus menggabungkan prinsip-prinsip Islam dalam konstitusinya.

Tokoh yang berperan penting dalam negosiasi ini adalah dua perwakilan penting dari Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta, dan tokoh-tokoh perwakilan kelompok Islam. Salah satu tokoh tersebut adalah Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara bukan hanya tokoh pendidikan Indonesia tetapi juga pemimpin spiritual di kalangan Muslim.

Ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diusung oleh Dewantara dalam pendidikan terdukung oleh nilai-nilai Islam. Gagasan ini kemudian ditemukan dalam filosofi Taman Siswa, lembaga pendidikan yang didirikannya. Oleh karena itu, Dewantara memiliki pengaruh yang besar di kalangan kelompok Islam.

Bung Hatta dan Bung Karno lalu mengajak Ki Hajar Dewantara dalam negosiasi yang lama dan berat ini. Menggunakan diplomasi dan taktik negosiasi yang halus, Bung Karno dan Bung Hatta berhasil meyakinkan Dewantara dan para perwakilan Islam lainnya untuk menerima penghapusan tujuh kata dalam Piagam Jakarta. Dikatakan bahwa argumen mereka adalah bahwa Indonesia harus bersifat inklusif dan tidak eksklusif bagi satu agama tertentu, termasuk Islam, dan oleh karena itu, agar bisa menerima semua agama dan kepercayaan, tujuh kata tersebut harus dihapus.

Penerimaan ini adalah sebuah poin balik dalam sejarah Indonesia. Menandai kompromi dan konsensus antara kelompok Islam dan pihak yang ingin merancang Indonesia sebagai negara sekuler, yang memisahkan agama dari negara.

Jadi, jawabannya apa? Tokoh perwakilan kelompok Islam yang dilobi Bung Hatta dan Bung Karno agar menerima penghapusan 7 kata dalam Piagam Jakarta adalah Ki Hajar Dewantara. Akan tetapi perlu diingat bahwa keputusan ini adalah hasil dari diskusi, negosiasi, dan kesepakatan bersama, dan bukanlah hasil dari tekanan individu atau kelompok tertentu saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *